Perawat oh Perawat..

Hari ni capek bgtz.

Ralat.

Beberapa hari ni capek bgtz. Sejak hari rabu kmrn, aku observasi di rumah sakit bwt validitas instrumen skripsiku. Sebenernya, tgsku di situ cukup enteng; observasi. Tp, klo liat mbak2 ama mas2 perawat kelabakan (pa lagi yg shift siang), ga tega aja rasanya. So, aku bantu2 apa yang aku bisa selama di sana.

Tadi pagi aku bantuin mbak perawat buat perawatan luka diabetes. Yah, aku udah tau dari dulu kalo luka diabetes baunya khas, lain dari yang lain. Tp, tetep aja setelah sekian lama ga membaui, hidungku jadi mayan kaget.

Lanjut.

Pas ngerawat luka, aku mayan dikagetkan sama mbak perawat, soalé dia dengan teganya mengeluhkan tentang bau yg kluar dari luka diabet itu. Klo aku jadi pasien atau penunggunya, pasti udah aku marah2in, deh! Ini kan udah jadi pilihan hidup dia bwt jadi perawat. Harusnya kan dia udah tahu risikonya n ga ngeluh. Tp, gimana juga, mbak perawat ini baik, loh! Dia mau ngajar2in ilmu tentang penanganan pasien yang ga bakal diajarin di kampus. Tengkyu ya, mbak. Besok2 ajarin saya lagi. Hehe..

Eniwei, perawat di negara kita tercinta ini sebenarnya kasihan loh! Kenapa? Soalnya:

1.       1.Masih banyak orang yang menganggap klo perawat tuh pembantu dokter. Padahal kedudukan perawat tuh sebenernya sejajar loh sama dokter. Jd, perawat tu kan tenaga profesional yang punya body of knowledge sendiri.

2.       Perawat tu ujung tombak dalam pemberian pelayanan kesehatan. Jd, klo masyarakat ga puas, yg kena damprat pertamakali pasti perawat. Tapi, klo masyarakat puas, jarang ada yang memberi penghargaan. Pujian aja jarang.

3.       Saking banyaknya duit negara yang dikorup, dana kesehatan sedikit. Perlindungan keselamatan perawat waktu kerja jadi kurang. SoalĂ© sarung tangan dan masker pelindung (yg sebenernya adalah perlengkapan wajib pakai waktu ketemu pasien) ga bisa didapat dengan gratis. Pasien harus beli. Padahal ga smua pasien tu orang "mampu". Kebanyakan perawat kasihan sama pasien klo harus selalu beli sarung tangan dan masker. Makanya mereka (entah rela atau tidak) memilih untuk tidak setiap saat memakainya, jd hanya di waktu2 tertentu saja yang bener2 butuh. Walaupun mereka tau klo dirinya bukan tidak berisiko tertular penyakit.

4.       Tidak terlalu banyak perhatian dari pemerintah buat perawat.

Perawat oh perawat... Semoga Tuhan memberikan surga untuk mereka semua. Amin..

Guess that's all for today. Udah malem. Besok mu observasi lagi. Well guys, doain aku moga skripsiku cepet klar yah? Aku udah pengen bebas kek dulu lagi...

See y'all tomorrow!!!


Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Hidup dari Jendela Bus

Gambar
   Saya ini bukan orang yang anti dengan kendaraan umum. Mengingat segi kepraktisan, keasyikan, dan kebebasan rute, saya lebih sering naik kendaraan pribadi (baca: motor). Saya lebih suka naik motor kemana-mana. Capek itu nomor dua, yang penting saya yang pegang kendali mau lewat mana. Tapi awal minggu kemarin saya akhirnya menggunakan fasilitas kendaraan umum juga sewaktu ke Jogja karena di rumah sedang tidak ada motor yang bisa saya culik. Setelah sekian tahun tidak pernah naik bus, saya lupa jika ternyata naik bus bisa begitu nyaman dan santai. Saya juga lupa betapa ramainya bus umum oleh suara penjual koran, buku, makanan dan minuman, barang-barang laon yang tidak bisa saya sebutkan satu-satu, dan tentunya pengamen. Di atas itu semua, saya baru menyadari bahwa ketika saya naik bus, saya bisa menikmati pemandangan yang luar biasa bermacam melalui jendela bus yang lumayan lebar, termasuk memandangi langit yang siang itu cerah. Saya ini bukan orang yang mudah memb...
Baca selengkapnya

Bulan Separuh

Gambar
  Siapapun yang pernah membaca tulisan saya di note facebook pasti sudah bisa menebak bahwa salah satu benda yang saya sukai adalah bulan separuh. Karena bukan hanya sekali atau dua kali saja saya menyebutkan bulan separuh di dalam cerpen-cerpen yang saya tulis. Sering. Malah mungkin terlalu sering.   Teman saya pernah mengatakan kepada saya, “Apa sih bagusnya bulan separuh? Cacat!”   Ya, apa ya bagusnya bulan separuh? Secara bentuk, tentunya dia kalah bagus jika dibandingkan dengan bulan purnama atau bulan sabit. Secara sinar, tentunya dia kalah jauh dengan bulan purnama. Tapi bagi saya, tidak ada bulan yang lebih cantik dari bulan separuh.   Bulan separuh mengajarkan kepada saya bahwa kesempurnaan yang sebenarnya itu hanya milik Tuhan. Saya rasa sangat lucu ketika ada manusia yang mengejek dan menjelek-jelekkan manusia lain karena dianggap tidak sempurna. Saya juga merasa sangat lucu ketika ada manusia yang terus berusaha mencari pasangan hidu...
Baca selengkapnya

No Name dan Cinderella XXX

Gambar
@angelabriptya Tidak ada yang spesial dengan nama ini: "No Name". Sudah umum. Sangat umum malahan. Karena ketika nama ini saya ketikkan di mesin pencari google, saya sudah langsung mendapatkan 1.490.000.000 hasil hanya dalam waktu 58 detik. Tapi, bagi saya, nama ini memiliki cerita yang luar biasa. Di tahun 2002, saya dan teman-teman satu angkatan mendapatkan tugas di mata pelajaran Bahasa Indonesia untuk membuat drama. Tanpa butuh waktu lama, saya langsung menceritakan ide bodoh saya untuk membuat parodi dari dongeng anak-anak yang berjudul Cinderella kepada Uwiez, teman sebangku saya. Untungnya, karena gelombang otak kami berada pada frekuensi yang sama, dia langsung menyetujuinya dan menambah ide-ide bodoh ini dan itu lagi ke dalam kepala saya. Draft alur cerita pun jadilah dan kami bagikan kepada anggota kelompok yang lain: Ei, Muti, Edo, Nut, Ipang, dan Happy yang ternyata gelombang otaknya juga berada di frekuensi yang sama dengan saya dan Uwiez sehingga dengan s...
Baca selengkapnya