In A Rush
Tiba-tiba malam ini lagu In A Rush-nya Blackstreet berputar-putar
di dalam kepala saya. Pasti saya dikira sedang jatuh cinta. Tidak. Saya tidak
sedang jatuh cinta. Yang sebenarnya membuat lagu ini terus berputar di dalam
kepala saya juga bukan isi dari lagunya sendiri, tapi lebih pada judul lagunya;
In A Rush.
In A Rush. Mengingatkan saya betapa manusia selalu tergesa-gesa.
Sejak awal penciptaannya, manusia telah diberikan watak
tergesa-gesa. Saya sudah tahu tentang hal itu. Tapi semalam saya kembali merasa
diperingatkan ketika saya membaca postingan lama saya di blog ini. Ya, manusia
itu memang benar-benar tergesa-gesa hampir di semua hal, termasuk dalam
memberikan penilaian. Dalam postingan saya “Tanya Kenapa?”, saya mempertanyakan
begitu banyak hal yang waktu itu memang benar-benar membuat saya kesal. Tapi,
setelah saya baca lagi sekarang, saya tersenyum miris. Saya waktu itu terlalu
tergesa-gesa memberikan penilaian. Saya menyerang pihak-pihak yang saya anggap
tidak sejalan dengan pemikiran saya. Saya baru sadar, bahwa ternyata,
menjatuhkan vonis terhadap orang lain tanpa melihat latar belakang dan
klarifikasi dari mereka sebelumnya adalah suatu kesalahan. Setiap orang punya
alasan untuk setiap tindakannya. Dan alasan itu wajib kita hargai karena tidak
menutup kemungkinan, kita juga bisa berada di posisi orang yang kita serang
suatu hari nanti.
Hmm, saya dulu memang selalu tergesa-gesa. Saya bahkan dengan
tergesa-gesa telah menilai Tuhan tidak adil kepada saya karena menempatkan saya
di kota kecil ini, jauh dari keluarga dan orang-orang yang saya kenal. Tapi
akhirnya saya tahu Tuhan tidak pernah salah dan selalu tahu apa yang saya
butuhkan. Tuhan tentunya tahu saya bukanlah penyabar dan sering sembrono.
Makanya Tuhan mengajari saya untuk bersabar dan lebih bijaksana di sini. Dengan
cara-Nya, tentu saja. :)
“Think before tounge”, kata teman saya. Itu yang akhir-akhir ini
sedang saya coba praktikkan. Saya sedang berusaha lebih banyak berpikir dahulu
sebelum berkata-kata, sedang ingin berusaha untuk tidak terlalu tergesa-gesa.
Supaya bisa meminimalisir penyesalan nantinya. Tapi saya juga sedang berusaha
untuk bisa menerima penyesalan ketika memang harus ada penyesalan. Sedang
berusaha menjadi manusia yang lebih baik. InshaAllah. Bisa, Na. :)
Komentar