Langit Senja

 

Saya tidak tahu semenjak kapan saya suka memandangi warna oranye di langit sore. Yang jelas, sekarang ini, setiap kali saya merasa kesal dan lelah, saya akan menyempatkan diri untuk memandangi langit oranye itu, langit senja.Setiap kali memandangi langit senja, rasanya semua kekesalan saya menguap, begitu menenangkan.

Orang bilang, senja itu menggambarkan perenungan. Waktu senja adalah saat di mana kita merenung, merenungkan apa saja yang sudah kita capai hari ini, apa yang sudah kita lakukan, apa yang belum kita lakukan, dan kesalahan apa yang telah kita perbuat hari ini. Saat di mana kita mulai mencari bagian mana yang masih perlu kita perbaiki besok hari. Buat saya, langit senja bukan hanya sekedar waktu di mana saya merenungi tentang apa yang sudah saya lakukan hari ini. Tapi juga mengingatkan pada saya bahwa segala sesuatu ada akhirnya, termasuk hidup.

Momen mengantar matahari pulang itu selalu mengingatkan saya bahwa suatu hari nanti saya akan seperti matahari itu. Sebanyak apapun orang yang memuja saya, mencintai saya, dan memperhatikan saya, mereka hanya akan  bisa mengantar, tidak bisa menemani saya pulang. Suatu hari nanti saya akan pulang sendirian.  Tapi saya berharap saya bisa seperti matahari itu dengan begitu banyak orang yang menganguminya dan bersedia ikut mengantarnya. Saya ingin seperti itu. Ketika nanti saya tua, saya berharap saya memiliki banyak saudara yang menyayangi saya dan mau menghabiskan waktunya bersama saya. Semoga.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

No Name dan Cinderella XXX

Belum Adzan

Hidup dari Jendela Bus