Bulan Separuh
Siapapun yang pernah membaca tulisan saya di note facebook pasti sudah bisa menebak bahwa salah satu benda yang saya sukai adalah bulan separuh. Karena bukan hanya sekali atau dua kali saja saya menyebutkan bulan separuh di dalam cerpen-cerpen yang saya tulis. Sering. Malah mungkin terlalu sering.
Teman
saya pernah mengatakan kepada saya, “Apa sih bagusnya bulan separuh? Cacat!”
Ya,
apa ya bagusnya bulan separuh? Secara bentuk, tentunya dia kalah bagus jika dibandingkan
dengan bulan purnama atau bulan sabit. Secara sinar, tentunya dia kalah jauh
dengan bulan purnama. Tapi bagi saya, tidak ada bulan yang lebih cantik dari
bulan separuh.
Bulan
separuh mengajarkan kepada saya bahwa kesempurnaan yang sebenarnya itu hanya
milik Tuhan. Saya rasa sangat lucu ketika ada manusia yang mengejek dan
menjelek-jelekkan manusia lain karena dianggap tidak sempurna. Saya juga merasa
sangat lucu ketika ada manusia yang terus berusaha mencari pasangan hidup yang
sempurna. Lucu, karena ya memang kesempurnaan itu hanya milik Tuhan. Pencarian
dia yang sempurna itu tidak akan pernah berhenti. Jadi ada baiknya mencintai
apa yang kita miliki saja. Kata orang, kita tidak perlu mencari orang yang
sempurna untuk dapat membuat kita jatuh cinta karena seseorang akan menjadi
sempurna ketika kita mencintainya.
Selain
itu, bagi saya, bulan separuh itu seperti manusia. Dia memiliki sisi gelap dan
sisi terang. Manusia juga memiliki sisi malaikat dan sisi setannya. Setiap kali
memandangi bulan separuh, saya seperti diingatkan bahwa di dalam diri saya ini
selalu ada sisi setan yang suatu hari nanti, jika tidak saya urus dengan baik,
akan bisa menjadi dominan dan entah apa yang bisa saya lakukan. Ini juga
mengingatkan saya untuk tidak selalu menyalahkan setan ketika saya melakukan
dosa. Karena toh, walaupun saya menyalahkan ‘godaan setan yang terkutuk’, akan
tetap saya sendirilah yang nanti menanggung adzabnya. Dengan begini, saya
merasa akan jauh lebih aman ketika saya bisa memelihara setan di dalam diri
saya dengan baik sehingga dia tidak perlu menjadi dominan.
Satu
hal lagi yang membuat saya menyukai si Bulan Separuh ini. Maaf, ralat. Untuk
alasan yang ke tiga ini bukan khusus bagi bulan separuh, tapi bulan. Saya
menyukai bulan karena dia itu begitu setia. Dulu pernah ada seorang yang
berbagi cerita kepada saya tentang makna cinta. Dia bilang dia ingin bisa
mencintai seperti bulan mencintai bumi. Menurut dia, bentuk cinta bulan kepada
bumi itu adalah cinta yang sempurna. Bulan itu selalu ada untuk bumi. Walaupun
kadang tidak terlihat, tapi sebenarnya bulan tidak pernah meninggalkan bumi.
Dia begitu setia mendampingi bumi, menjaganya. Bulan itu begitu patuh pada
Tuhannya. Dia tidak pernah lelah dan mengeluh ketika Tuhan memerintahkannya
untuk berputar mengelilingi bumi. Karena dia tahu, ada hal-hal buruk yang bisa
terjadi pada bumi ketika dia tidak patuh. Kata teman saya, seharusnya mencintai
itu seperti itu, karena Tuhan. Gara-gara obrolan itulah, saya jatuh cinta pada
si Bulan. Lebih tepatnya, mengaguminya.
Saya sih
berharap bahwa saya tidak hanya bisa menemukan pesan-pesan tersembunyi dari si
Bulan ini. Saya berharap, saya bisa juga menjadi manusia yang lebih baik, yang
bisa mengontrol sisi setan saya, yang sadar bahwa pada dasarnya tidak ada manusia
yang sempurna, dan berharap bisa mencintai jodoh saya nanti karena Tuhan.
Semoga, ya? :D
Gambar
didapatkan dari halfz.com
Komentar