Ketika Sinusitis
Sinusitis saya kumat lagi. Sama seperti biasa, setelah
dua hari berturut-turut saya baru bisa pulang pukul sebelas malam dan baru bisa
memulai tidur di sekitar pukul satu pagi, sinusitis saya kumat. Tahu-tahu
sewaktu saya sedang bekerja bersama Lepianawati Jilid Dua siang ini, pipi kiri
saya tiba-tiba sakit. Awalnya saya pikir dengan tidur siang sebentar, gejalanya
akan berkurang. Eh ternyata begitu bangun, sakitnya malah bertambah parah.
Apalagi sewaktu dipakai untuk sujud. Tapi untungnya, tidak sampai keluar cairan
dari hidung seperti kejadian beberapa bulan lalu. Jadi saya rasa penguapan saja
sudah cukup untuk menanganinya malam nanti.
Saya pertama kali mengetahui bahwa saya memiliki
sinusitis pada tahun 2010, ketika saya mengajar pemeriksaan fisik kepala dan
leher. Waktu itu, sebelum mengajar, saya mengunduh video dari internet tentang
pemeriksaan fisik dan menguji cobakannya pada diri saya sendiri. Ketika saya
menekan area di atas mata, saya merasakan rasa sakit, nyeri tekan pada area
atas mata kanan saya. Karena penasaran, saya akhirnya mencari tahu lebih lanjut
tentang interpretasi hasil pemeriksaan yang saya lakukan dan saya diperkenalkan
dengan istilah sinusitis oleh google. Awalnya, karena tidak ada gejala lain,
saya tidak terlalu ambil pusing dengan kondisi saya. Tapi ketika pada
pertengahan tahun 2012 kemarin, setelah beberapa hari saya harus pulang malam
karena pekerjaan lantas tiba-tiba pada saat sholat, keluar cairan jernih
kekuningan dari kedua lubang hidung dan ada rasa seperti dihantam di wajah,
saya mulai benar-benar mempedulikan si sinusitis ini. Saat itu adalah pertama
kalinya saya akhirnya menyerahkan hidung dan sinus saya kepada dokter ahli THT,
membiarkannya memasukkan kamera ke dalam hidung saya dan memperlihatkan kepada
saya bagaimana merah dan bengkaknya bagian dalam hidung saya waktu itu.
Tapi, sebenarnya, apa sih sinusitis itu? Menurut Brook
(2014), sinusitis dikarakteristikkan sebagai peradangan pada paranasal sinus. Sinus
sendiri adalah rongga-rongga yang ada di tengkorak wajah kita yang saling
berhubungan. Untuk lebih jelasnya bisa dilihat pada gambar berikut. Karena
mukosa hidung secara bersamaan terlibat dalam kejadian sinusitis dan karena hal
ini jarang terjadi tanpa adanya rhinitis, maka istilah yang sekarang lebih
sering digunakan adalah rhinosinusitis.
Terdapat empat sinus. Sinus yang terluas adalah sinus maksilaris,
letaknya pada pipi, mengapit hidung kita. Kemudian ada yang namanya sinus frontalis
yang ada di bagian tengah bawah dahi, sinus ethmoid yang ada di antara mata,
pada jembatan hidung, dan sinus sfenoid yang ada di belakang lubang hidung. Sinus-sinus
ini dilapisi oleh selaput lendir yang berwarna merah muda dan normalnya tidak
berisi apa-apa kecuali lapisan lendir tipis. Bagian dalam hidung memiliki tonjolan-tonjolan yang disebut turbinates. Biasanya struktur
ini membantu melembabkan dan menyaring udara. Hidung dibagi di tengah oleh
dinding tipis, yang disebut septum. Sebagian besar sinus mengalir ke hidung melalui
saluran atau drainase jalur kecil yang disebut meatus tengah. Sehingga rongga-rongga ini selalu
kering. Tujuan dari sinus tidak
jelas. Saalah satu teori mengatakan bahwa sinus membantu melembabkan udara
yang kita hirup. Teori lain menyebutkan bahwa sinus meningkatkan suara kita (WebMD, 2014).
Ada banyak hal yang bisa memicu terjadinya
peradangan pada sinus. Brook (2014) menyebutkan bahwa sinusitis purulen terjadi
ketika rambut-rambut halus yang bertugas membersihkan cairan sinus berkurang
atau tulang-tulang sinus tersumbat sehingga cairan akan tertahan di dalam
rongga sinus. Kondisi ini akan menyebabkan mudahnya kuman-kuman penyakit tumbuh
dan berkembang biak di situ. Beberapa faktor yang menyebabkan sumbatan pada
sinus dan penurunan fungsi rambut-rambut halusnya antara lain adalah alergi,
kondisi non alergi (misalnya bentuk struktur hidung yang tidak normal), atau
adanya virus. Virus yang masuk ke sinus dapat menyebabkan peradangan pada
lapisan lendir sehingga terjadi sumbatan pada sinus dan penurunan kemampuan
kerja rambut-rambut halus sinus. Terdapat pula beberapa faktor pencetus
kejadian sinusitis, maksudnya, faktor-faktor yang dapat membuat seseorang
dengan riwayat sinusitis mengalami kekambuhan, seperti alergi, penurunan sistem
imun tubuh, atau masalah struktur hidung. Untuk saya sendiri, pada saat
memeriksakan ke dokter, beliau sudah menyampaikan pada saya bahwa memang ada
yang salah dengan bentuk struktur hidung saya. Tulang bagian dalam hidung saya
bengkok sehingga jika ada kuman yang masuk, dia akan mudah terjebak dan
menyebabkan peradangan di dalam hidung, termasuk di sinus saya. Selain itu,
saya juga memiliki riwayat alergi yang tidak sedikit. Seingat saya, pada saat
melakukan tes alergi beberapa tahun lalu, dari tiga puluh dua alergen yang
dicobakan kepada saya, alhamdulillah ada tiga yang saya tidak alergi. Dengan
kondisi seperti itu, jika masih ditambah dengan sistem pertahanan tubuh tidak
sedang tidak bagus, saya memang rawan sekali mengalami sinusitis.
Ketika sinusitis mampir, hal pertama yang membuat
saya langsung mengenalinya adalah adanya rasa sakit pada sekitar hidung yang
merambat di pipi, dan jika lebih parah, bisa sampai pada area dahi bawah. Atau
jika tidak seperti itu, wajah saya rasanya seperti habis terkena pukulan dengan
menggunakan wajan dadar dengan keras. Rasa sakit ini akan bertambah parah jika
digunakan untuk menunduk, apalagi sujud. Jika gejala ini sudah mulai saya
rasakan, saya sudah tahu bahwa sinusitis sedang mampir di badan saya. Gejala
lain yang sering muncul bersamaan dengan itu adalah hidung yang mampet ketika
berada dalam posisi tidur dan agak mereda jika duduk atau berdiri. Kemudian
akan muncul juga rasa seperti ada cairan yang tertelan ketika dalam posisi
tidur. Jika kondisi lebih parah, akan keluar cairan jernih kekuningan dari
lubang hidung.
Jika sinusitis sudah menyerang seperti ini,
biasanya saya akan banyak-banyak melakukan penguapan. Biasanya saya akan
menyiapkan segelas air panas lalu menghidup uapnya. Jika sinusitis sudah agak
berat, biasanya saya akan melakukan pembilasan hidung dengan cairan infus. Ini
tips yang diajarkan oleh teman dokter saya dan alhamdulillah, selama ini selalu
berhasil, di samping memang ada beberapa obat juga yang harus saya minum. Ada
tips bagus yang bisa juga dicoba jika sinusitis menyerang. WebMD (2014)
menyebutkan bahwa beberapa perawatan rumah yang bisa dilakukan untuk mengatasi
sinusitis adalah:
1. Keep your
cool. Tetap jaga kondisi lingkungan sejuk karena kondisi yang kering akan
membuat lapisan lendir hidung kita kering dan sulit membersihkan diri sehingga
masalah dengan sinus akan lebih mudah muncul.
2. Lembabkan udara. Udara yang baik untuk kondisi
hidung dan sinus adalah yang tidak terlalu kering dan tidak terlalu lembab.
Udara yang terlalu lembab adalah kondisi yang paling disukai kuman penyakit
untuk tumbuh dan berkembang biak.
3. Berikan ventilasi yang cukup pada rumah.
4. Banyak minum air dapat membantu sinus bekerja
dengan baik. Jika sinusitis sedang menyerang, akan bagus ketika kita membilas
hidung dengan menggunakan air garam.
Cara melakukan pembilasan hidung dengan cairan khusus untuk membilas hidung |
Saya biasanya menggantinya dengan air
infus NaCl karena saya malas membuat larutan garam. Tapi jika tidak ada cairan
infus, kita bisa membuat larutan garam dengan mencampurkan 16 ons air matang
dengan satu sendok teh garam. Cairan ini lantas kita gunakan untuk membilas
bagian dalam hidung dengan menggunakan semacam botol kecil dari plastik (bulb) atau dengan netty pots.
netty pot |
Cara membilas hidung dengan netty pot |
5. Hindari iritan yang ada di rumah seperti asap
rokok, hairspray, dan material lain yang jika terhirup bisa memperparah
sinusitis.
Oke. Jadi sekian dulu tentang sinusitis. Saya mau
pulang dulu. Sepertinya saya butuh istirahat. Have a great weekend, people.
Sumber gambar
dan informasi:
1.
Brook, Itzhak. 2104. Acute Sinusitis. http://emedicine.medscape.com/article/232670/
diakses pada tanggal 06 Desember 2014
2. WebMD. 2014. Picture
of Sinuses. http://www.webmd.com/allergies/picture-of-the-sinuses/ diakses
tanggal 06 Desember 2014.
Komentar
saya akhir2 ini ingusan..
namun hari ini keluar cairan bening encer bukan cairan ingus saat saya shaalat