Bodoh





"Hiiih!!! Susah banget sih kamu ini dijelasin!" gerutuku dengan kesal. "Udah dijelasin ulang-ulang kok tidak mengerti juga dari tadi!"

"Bukan gitu, Bu. Maksud saya...."

"Sudah. Pokoknya gitu aja. Saya masih banyak kerjaan lain!" potongku cepat. Aku sudah malas harus mengulangi penjelasanku lagi.

Perempuan itu menghela napas sebelum akhirnya berdiri dan menyeret langkahnya meninggalkanku.

"Bodohnya orang ini. Susaaaah banget nangkep penjelasan." Kata-kata itu akhirnya tak bisa lagi kutahan.

"Katanya sih, ketika ada orang yang tidak juga paham setelah kita berikan penjelasan berulang-ulang, sedangkan dia tidak pernah ada masalah berkomunikasi dengan orang lain, ada dua kemungkinannya. Pertama, mungkin cara kita menyampaikan yang salah. Kedua, mungkin kita yang terlalu bodoh untuk bisa menjelaskan." Kalimat panjang lebar itu langsung terdengar dari meja di sisiku begitu pintu kantorku kembali tertutup.

Kurang ajar, batinku. "Jadi menurutmu, aku yang salah? Aku yang bodoh?" Aku tak terima dengan kata-katanya. Sudah jelas perempuan tadi yang tak paham, mengapa sekarang jadi aku yang bodoh?

"Loh, yang bilang ibu itu bodoh siapa?" tanyanya.

"Ah, dasar kamu ini. Anak kemarin sore mau sok menasehatiku!"

"Ada lagi kemungkinan ketiganya." Dia berdiri, menyandang tasnya, bersiap pulang. "Mungkin kita yang terlalu sombong dan menganggap orang lain selalu lebih bodoh dari kita. Sampai-sampai kita merasa tak perlu mendengarkan penjelasan mereka. Apa pun itu."

Dia lantas tersenyum padaku dan segera melangkahkan kakinya ringan meninggalkan ruang kantor yang sekarang hanya tinggal ada aku.

"Hah, dasar anak kemarin sore. Ngomong apa dia? Tak paham aku!"

Komentar

Postingan populer dari blog ini

No Name dan Cinderella XXX

Hidup dari Jendela Bus

Belum Adzan