P-R-I-C-E ! !
![]() |
gettyimages.co.au |
![]() |
mekanisme cedera |
P-R-I-C-E, M-S-A, dan H-A-R-M yang dibahas di depan tadi sebenarnya
adalah standar penanganan untuk strain atau sprain tadi. Awalnya, penanganan
pertama cedera ini disingkat dengan R-I-C-E. Tetapi, oleh National Institute
for Health and Care Excellence (NICE), telah diperbarui menjadi P-R-I-C-E.
P : Protection,
lindungi are cedera dari cedera lebih lanjut. Kita perlu melindungi pergelangan
kaki yang cedera misalnya dengan menggunakan pembalut atau penahan pergelangan
kaki.
R : Rest,
istirahatkan pergelangan kaki selama 48-72 jam setelah cedera. Misalnya, pertimbangkan
penggunaan kruk atau alat bantu mobilisasi. Tapi perlu diingat bahwa
pergelangan kaki tidak boleh diistirahatkan terlalu lama karena akan memperlama
penyembuhan.
I : Ice,
lakukan kompres dingin secepatnya setelah cedera selama 10-30 menit karena
jika kurang dari 10 menit, tidak akan bermanfaat, sedangkan lebih dari 30 menit
dapat merusak kulit. Pengompresan dapat dilakukan dengan memasukkan es ke dalam
handuk atau kantong, lalu mengompreskannya pada area cedera. Jangan lakukan
kompres es langsung pada kulit karena akan menyebabkan ice burn. Beberapa dokter merekomendasikan untuk melakukan kompres
ulang selama 15 menit setiap 2 jam sekali dalam 48-72 jam pertama.
C : Compression, lakukan penekanan dengan pembalut
untuk meminimalkan pembengkakan dan membantu mengistirahatkan sendi. Pembalutan
sebaiknya tidak terlalu kencang atau terlalu longgar karena akan menyebabkan
ketidaknyamanan atau justru tidak menghentikan perdarahan sesuai tujuan
tindakan. Lepaskan pembalut sebelum tidur. Setelah 48 jam, pemakaian pembalut dapat dihentikan sehingga
sendi dapat bergerak.
E : Elevation,
tinggikan area cedera untuk membatasi dan mengurangi pembengkakan. Misalnya menyangga
kaki dengan kursi hingga setinggi panggul ketika duduk atau ketika di tempat
tidur, kita bisa menggunakan bantal untuk menyangga kaki kita.
Selain P-R-I-C-E, lakukan juga M-S-A
M : movement, lakukan latihan gerakan
sendi/otot setelah istirahat selama 24-48 jam. Tapi jangan dipaksakan jika
memang masih sakit.
S : strength, bila bengkak sudah berkurang
dan latihan dasar otot bisa dilakukan dengan baik, maka mulai latih kekuatan
sendi dan otot
A : alternate activity, selama masa penyembuhan,
latihan fisik tetap dapat dilakukan dengan tanpa membebani area yang cedera
Untuk membantu mengurangi gejala, dapat digunakan medicine atau obat-obatan. Tapi ingat, harus dengan pengawasan
tenaga kesehatan, ya? Obat-obatan yang dapat digunakan antara lain adalah
antinyeri dan anti radang. Obat bisa dalam bentuk obat yang diminum maupun obat
yang dioles.
Terakhir, untuk menyokong penyembuhan cedera, kita perlu menghindari
H-A-R-M selama 72 jam setelah cedera:
H : Heat, misalnya mandi air panas, sauna,
atau kompres hangat/panas.
A : Alcohol, hindari konsumsi alkohol selama
proses penyembuhan
R : Running, jangan berlari selama
pergelangan kaki mengalami cedera
M : Massage, jangan memijat area cedera.
Untuk heat (panas) akan
dibahas pada paragraf selanjutnya. Jadi kita bahas dahulu tentang alkohol,
berlari, dan pemijatan. Mengapa ketika mengalami cedera kita tidak dilarang
untuk mengonsumsi alkohol, berlari, dan melakukan pemijatan? Keseleo sering
terjadi pada pergelangan kaki yang merupakan sendi tumpuan berat tubuh. Berlari
akan membebani area yang mengalami cedera sehingga dapat menyebabkan cedera
lebih lanjut dan memperlama penyembuhan. Konsumsi alkohol dapat meningkatkan
perdarahan sehingga memperparah pembengkakan dan memperlambat penyembuhan. Sedangkan
pemijatan dapat meningkatkan perdarahan dan pembengkakan. Namun, setelah 72
jam, pemijatan ringan mungkin dapat mengurangi ketidaknyamanan. Jika setelah
enam minggu penanganan dan nyeri tidak berkurang, sebaiknya kita segera
memeriksakan diri agar dapat dilakukan pemeriksaan X-ray karena terkadang
terdapat fraktur atau cedera ligamen berat yang tidak terdeteksi.
Nah, sekarang tentang pertanyaan awal tadi: “Mengapa ketika keseleo
dianjurkan untuk dikompres es alih-alih kompres hangat?”. Begini penjelasannya.
Pada fase akut (baru saja terjadi), daerah yang mengalami cedera akan mengalami
proses peradangan dan kerusakan pembuluh darah. Sel-sel darah akan keluar dari
pembuluh darah dan menyebabkan kulit berwarna merah kebiruan. Jika pada fase
tersebut kita melakukan kompres es atau air dingin, bengkak dan memar akan
berkurang karena es atau air dingin menyebabkan pembuluh darah menyempit
sehingga darah tidak keluar lagi. Di samping itu, sensasi dingin dapat
mengurangi nyeri melalui stimulasi saraf dengan memblokade sensasi nyeri. Lain
halnya jika pada fase akut kita melakukan kompres hangat atau memberikan
sesuatu yang sifatnya menghangatkan. Berkebalikan dengan es, kompres hangat
menyebabkan pembuluh darah melebar sehingga sel darah yang keluar dari pembuluh
darah akan semakin banyak. Akibatnya akan terjadi penumpukan cairan di luar sel
dan bengkak semakin besar. Selain itu, sensasi hangat akan meningkatkan suhu
pada area cedera dan meningkatkan sensasi nyeri.
Penjelasan di atas adalah tata laksana untuk sprain/strain secara umum.
Pada keadaan yang lebih berat, misalnya jika sampai ligamen robek atau sendi
tidak stabil, perlu adanya penanganan khusus. Imobilisasi dilakukan dengan
menggunakan gips selama beberapa minggu. Saya pernah mengalami ini sekitar
empat tahun lalu dan mendapatkan terapi imobilisasi dengan gips selama 6 minggu
(sekedar informasi :D). Dalam kondisi tertentu, pembedahan dapat juga dilakukan.
Misalnya jika ligamen robek parah atau sendi menjadi sangat tidak stabil.
Jadi, seperti itu ternyata penanganan cedera pergelangan kaki yang
benar. Jika nanti mengalami (semoga tidak, karena sakitnya itu benar-benar di
sini), jangan buru-buru digosok minyak macam-macam yang menghangatkan, yak? Ingat
P-R-I-C-E, dan hindari H-A-R-M.
Oiya, selamat menjalankan ibadah puasa untuk semua umat Islam. Semoga amal ibadahnya diterima dan berkah. Aamiin.
Sumber: Jarvis, Sarah. 2015. Ankle Injuries. http://patient.info/health/ankle-injuries-leaflet
Komentar