Senja Masih Ada

favim.com


“Kau tak datang,” keluhku.

“Aku ada.”

“Mana? Aku tak melihatmu.”

“Ada. Aku ada di sini, di waktu dan tempat yang selalu sama. Ada. Selalu.”

“Ah, kau penipu. Apa gunanya ada jika tak bisa kulihat?”

Aku mendengar tawa kecilmu di antara suara orang mengaji yang dikumandangkan masjid besar di depan sana itu.

“Apa hanya itu yang penting untukmu?” tanyamu.

Aku diam.

“Apa gunanya bisa melihat jika tak ada rasa percaya?”

Dahiku berkerut, “Maksudmu?” tanyaku bingung.

“Ya itu. Bisa kau lihat atau pun tidak, itu tidak penting. Yang lebih penting dari itu adalah ada dan tak ada. Kalau kau percaya aku ada, bukannya itu seharusnya sudah cukup? Percaya saja, aku ada, aku pasti datang saat kau membutuhkanku walaupun kadang kau tak bisa melihatku. Tenang saja, kau hanya perlu percaya. Aku ada.”

Komentar

Postingan populer dari blog ini

No Name dan Cinderella XXX

Hidup dari Jendela Bus

Belum Adzan