Kuliah di Mana, Dek?



quotesfans.com





#1

Sewaktu, dua minggu yang lalu, di jam kerja, masih memakai seragam kerja, saya periksa ke dokter dan setelah banyak sekali pertanyaan yang saya tanyakan kepada beliau.

Dokter     : “Kuliah di mana, Dek?”

Saya         : “Udah kerja, Dok.”

Dokter     : (memperhatikan saya dari kepala sampai kaki) “Oh, kerja di mana?”

Saya        : “Di kantor X.”

Dokter     : “Oooh.” (mengangguk-anggukkan kepala)

Saya        : “Selamat, Dok.”

Dokter     : “Kenapa?”

Saya        : “Dokter orang ke sekian yang menanyakan hal itu kepada saya.”

Dokter     : “Ya habis penampilanmu masih kayak anak kuliahan!”


----------------------------------


#2

Sewaktu hari Minggu kemarin saya makan siang dan menunggu uang kembalian.

Penjual    : “Di sini kuliah, Mbak?”

Saya        : “Lah, emang saya masih kayak anak kuliahan?”

Penjual    : “Kuliah di mana?”

Saya        : “He?”

Penjual    : “Jurusan apa, Mbak?”

Saya        : “Lah..”


----------------------------------


#3

Sewaktu masih kuliah semester akhir dan jemputin ibuk di tempat kerja.

Mahasiswa magang sok akrab   : “Jemput ibuk, Dek?”

Saya                                            : “Iya.”

Mahasiswa magang sok akrab   : “Lagi libur, ya?”

Saya                                            : (Agak bingung) “Eh, nggak, sih.”

Mahasiswa magang sok akrab   : “Oh, udah pulang sekolah. Sekolah di mana?”

Saya                                            : “Sekolah?” (masih bingung)

Mahasiswa magang sok akrab   : “SMA mana?”

Saya                                            : “Udah kuliah.”

Mahasiswa magang sok akrab   : “Oh, udah kuliah. Semester awal, yak?”

Saya                                            : “Udah kelar skripsi.”

Mahasiswa magang sok akrab   : “Ooooh.”

Kemudian mahasiswa magang sok akrab yang ternyata masih kuliah tingkat dua itu pun keluar dari ruang di mana kami sebelumnya mengobrol, meninggalkan saya yang mulai cekikikan.


----------------------------------


#4

Sewaktu paginya menjalani sumpah profesi dan sorenya diajak membesuk adiknya temen ibuk (kemudian kita sebut dengan ‘X’) yang sedang opname dan katanya mau dijodohkan dengan saya.

X        : “Anaknya ibuk, ya?”

Saya   : “Iya.”

X        : “SMA kelas berapa?”

Saya   : “Eh…”

Kemudian perjodohan pun gagal karena mendadak saya berstatus ‘masih di bawah umur’.


----------------------------------

#5

Sewaktu sedang makan malam sama si Mas dan ada seorang laki-laki sok akrab mengajak mengobrol

Laki-laki Sok Akrab : “Kalo mbaknya, masih kuliah.”

Saya                          : “Udah kerja.”

Laki-laki Sok Akrab : “Kuliah sambil kerja?”

Saya                          : “Nggak. Udah kerja.”

Untungnya Laki-laki Sok Akrab itu tidak melanjutnya kengeyelannya sehingga tidak terjadi pertumpahan darah di tempat makan.

----------------------------------


#6

Sewaktu sudah mulai bekerja dan baru selesai melakukan supervisi mahasiswa yang sedang praktik klinik di RS.

Perawat     : “Jaga di mana, Dek?”

Saya          : “Eh, anu, Mbak.”

Perawat     : “Di sini?”

Saya          : “…….”

Perawat     : “Jam segini kok belum pulang? Habis jaga malam?”

Saya          : “Eh…. Iya, Mbak. Saya pamit dulu.”

Kemudian saya melipir sambil cengengesan dan berusaha menutup mulut mahasiswa yang baru selesai saya supervisi supaya tidak membuka kenyataan kepada perawat yang barusan mengajak mengobrol.


----------------------------------


#7


Sewaktu perjalanan mudik lebaran tahun ini dan harus transit di bandara Makassar selama enam jam kemudian diajak mengobrol oleh seorang laki-laki ramah (kemudian kita sebut dengan ‘L’).

L                  : “Pesawat apa?”

Saya             : (menyebutkan salah satu nama maskapai penerbangan)

L                  : “Sama. Ke Jakarta, ya?”

Saya             : “Nggak. Saya ke Jogja. Pesawatnya masih sore nanti.”

L                  : “Orang Jogja atau mau maen ke Jogja?”

Saya             : “Orang Solo. Mau mudik, tapi lewat Jogja.”

L                  : “Aslinya Solo? Terus, di sini kuliah?”

Saya             : “Saya kerja di Ternate. Ini transit aja.”

L                  : “Oh, udah kerja. Kirain masih kuliah.”

Kemudian obrolan berhenti di situ karena si Laki-Laki Ramah harus naik pesawat.


----------------------------------


#8

Sewaktu mulai krisis identitas dan butuh penguatan sehingga akhirnya cerita sama si Mas.

Si Mas         : “Ya baguslah, berarti kamu awet muda.”

Saya             :  “Awet muda atau kekanak-kanakan?”

Si Mas         : “Tergantung menyikapinya.”

Saya             : “Kalo menurut mas?”

Si Mas         : “Hmmmm. Kalau secara penampilan lebih kekanakan.”

Saya             : (sambil jedot-jedotin kepala ke tembok) “Should I change?”

Si Mas         : “Ga perlu.”

Saya             : “You’re ok with that?”

Si Mas         : “Kenapa harus ga ok?”

Kemudian saya semakin sayang sama si Mas. :D


----------------------------------


#9

Sewaktu sedang mengobrol dengan teman dan obrolan sampai di topik betapa seringnya saya dikira anak kuliahan

Teman        : “Ya habis kamunya juga gitu. Penampilanmu itu loh.”

Saya           : “Lah terus aku harus gimana lagi? Aku udah ninggalin jins sama sneaker kesayanganku, udah mulai mau pake rok. Salah satu alesannya ya biar itu, biar nggak keliatan kayak anak kuliahan lagi.”

Teman        : “Masalahnya bukan cuma itu, tapi juga tingkah lakumu itu.”

Saya           : “Oke. Terus aku kudu gimana?”

Teman        : “Ya nggak gima-gimana.”

Saya           : “Eh?”

Teman        : “Itu kan emang ciri khas kamu. Ya itu ‘kamu’. Jadi nggak usah gimana-gimana, nggak usah berubah.”

Saya           : “Nggak papa?”

Teman        : “Ya nggak apa-apa, lah. Emangnya kenapa? Emangnya kalo kamu kayak gitu, kamu ngerugiin orang lain gitu? Nggak, kan? Jadi udahlah, biasa aja.”

Kemudian kami saling jatuh cinta dan hidup bahagia selamanya. (Baris terakhir ini adalah lanjutan ngasal karena saya tidak tahu mau menulis apa. Abaikan).

Komentar

Postingan populer dari blog ini

No Name dan Cinderella XXX

Hidup dari Jendela Bus

Belum Adzan