I Just Really Love You
Ini yang menjadi alasan senyumanku malam ini. Kamu.
Aku tak tahu mengapa, tapi aku selalu tahu aku mencintaimu. Sejak pertama kali mendengar suaramu, aku sudah mencintaimu. Sejak pertama kali melihatmu, aku telah selalu mencintamu. Tak peduli berapa kali pun kita berdebat dan melemparkan kata-kata menyakitkan kepada satu sama lain. Tak peduli berapa kali pun kita saling mengecewakan satu sama lain. Tak peduli berapa kali pun kita memilih untuk saling tak menyapa, tak menghubungi, tak bertukar kata. Tak peduli berapa kali pun kita saling meninggalkan pesan untuk tak saling menghubungi, atau membiarkan pesan-pesan kita saling tak berbalas. Aku tetap mencintaimu.
Aku benar-benar mencintaimu. Walaupun di sebagian besar hidup, kita telah terpisah jarak dan waktu. Tapi mungkin justru ini yang membuatnya begitu istimewa, membuatnya begitu kuat, dan tak pernah bisa berlalu. Mungkin ini yang membuatnya begitu menyenangkan dan membanjirkan kebahagiaan di setiap kali akhirnya aku bisa bertemu denganmu, menatapmu yang bercerita tentang segala hal, atau diam menonton televisi, atau tak malakukan apa-apa, atau bahkan ketika kau tidur seperti ini.
Aku benar-benar mencintamu. Tapi jangan pernah kau tanya mengapa aku begitu, mengapa hatiku begitu karena berapa kali pun kau tanya, yang bisa kukatakan hanyalah bahwa aku tak tahu. Tapi bila kau memaksa, mungkin aku hanya akan bisa mengatakan bahwa Tuhan yang sudah menjatuhkan hatiku padamu karena kenyataannya aku sudah berusaha mencari jawabnya tapi tetap saja tak ketemu.
Aku benar-benar mencintaimu. Semoga Alloh selalu melimpahkan berkah padamu, menjagamu, memberikan keselamatan padamu, dan menyayangimu sebagaimana kau telah selalu menyayangiku sewaktu aku kecil dulu.
Ah, sungguh, aku benar-benar menyayangimu, Ibuk.
Komentar