Hak
Jari telunjukku menelusuri daftar menu rumah makan tempat aku dan Mas Tio, pacarku, makan siang hari ini. Sudah sejak lama aku ingin makan di tempat ini. Kata teman-teman kantor, masakan di rumah makan ini enak, bersih, dan murah. “Makan apa, Mas?” tanyaku sambil masih membaca daftar menu. “Terserah kamu aja, Dek.” Mas Tio mengeluarkan sebatang rokok lalu menyulutnya. Asap rokok langsung menutupi mukanya. Aku menuliskan beberapa menu dari daftar makanan lalu memanggil pelayan. “Nggak pake lama ya, Mas.” Permintaanku dijawab oleh senyuman Mas Pelayan. “Habis ini nonton yuk,” ajakku. Mas Tio membuang abu rokok ke lantai rumah makan, padahal ada asbak yang ditumpuk tak jauh dari tempat kami duduk. Dasar. “ Ada film apa?” tanya Mas Tio sebelum kemudian menghisap rokoknya. Belum sempat aku menjawab pertanyaan Mas Tio, seorang laki-laki yang baru saja datang dan duduk di belakang Mas Tio berbalik. D...