Memainkan Rasa
Kemarin pagi, untuk pertama kalinya saya memarahi mahasiswa di dalam kantor karena permasalahan registrasi perkuliahan semester pendek. Yah, sebenarnya kesalahan mahasiswa ini tidak terlalu parah. Dia hanya terlambat datang registrasi sehingga namanya tidak saya masukkan dalam daftar hadir perkuliahan dan pagi ini dia menuntut saya untuk membuatkan daftar hadir yang baru. Mungkin karena cara dia meminta yang bagi saya kurang sopan, makanya saya agak terpicu untuk marah padanya tadi. Apalagi, sebenarnya sebelum saya mencetak daftar hadir kuliahnya, saya sudah menghubunginya berulang-ulang tetapi dia tidak merespon. Dan sialnya dia adalah, tamu bulanan saya sedang datang jadi emosi saya lebih mudah terpicu. Oke, sebenarnya inti dari postingan saya kali ini bukan tentang mahasiswa ini, tapi komentar salah seorang teman kerja saya begitu mahasiswa itu meninggalkan kantor. “Na, marahmu itu tadi terlalu lembut,” katanya. “Pantesan anak-anak pada nggak takut sama kamu.” Say...