Pengadilan Tak Adil
Aku menyeret langkah keluar sekolah. Trotoar yang panas menantiku. Dengan malas, aku menapaki trotoar itu. Tak jauh dari sekolah, aku terpaksa turun dari trotoar dan berjalan di tepi jalan. Trotoar yang seharusnya menjadi tempat bagi pejalan kaki seperti aku, dimonopoli oleh pedagang kaki lima. Yah, aku tahu bahwa mereka harus mencari sesuap nasi. Tapi, apa harus dengan mengambil hak orang lain? Tin! Tin! Tin! Aku mempercepat langkahku dan buru-buru naik ke trotoar lagi demi mendengar klakson tadi. Mengagetkan saja! Menyebalkan! Kalau seperti ini, lantas aku harus lewat mana? Lewat trotoar, dipenuhi pedagang kaki lima. Lewat tepi jalan, dihujani suara klakson! Aku harus lewat mana? Terbang? Langkahku terhenti lagi di perempatan. Sewaktu lampu merah menyala, aku bersiap menyeberang jalan. Tapi, lagi-lagi aku dihujani suara klakson oleh sebuah bus kota yang nekat menerobos lampu merah. Yah, aku paham bahwa mereka harus mengejar setoran. Tapi, apa harus dengan membahayaka...