Postingan

Menampilkan postingan dari November, 2010

Semalam Suntuk

Malam sudah mulai larut saat Egi membanting pintu kamarnya dengan keras. Raut wajahnya mengatakan bahwa hatinya sedang tidak bahagia. Dia nampak bersungut-sungut. Cowok itu lantas menjatuhkan tubuhnya ke atas tempat tidur lumayan keras. “Menyebalkan!” katanya pelan. Lebih seperti menggumam. Kepala Egi lantas dipenuhi oleh rencana pembunuhan yang mungkin sebentar lagi akan dia lakukan. Rencana untuk membunuh musuh bebuyutannya di sekolah itu. Cowok menyebalkan yang tidak pernah bisa membuat satu hari saja menjadi hari yang menyenangkan untuknya. Egi bangun dari tempat tidur lantas duduk menghadap meja belajarnya lantas menyiapkan alat tulis dan siap menulis rencananya. Jam di dinding menunjukkan pukul sebelas lebih lima puluh menit, hampir tengah malam saat Egi mulai menulis. “Bagaimana kalo aku membunuhnya dengan pisau?” gumam cowok itu sambil tersenyum. Dia lantas menulis: - Mengasah pisau sampai menjadi sangat tajam. - Mengendap-endap ke rumahnya. - Masuk ke dalam kamarnya. - Menghuj