Postingan

Menampilkan postingan dari Oktober, 2016

Bully

Gambar
picture source: www.zocalopublicsquare.org Seorang teman bercerita pada saya tentang pencantuman nama sebuah rumah sakit di sebuah status di facebook, tentang betapa tidak baiknya pelayanan di salah satu instalasi di sana. Efek dari status itu tentu saja orang-orang yang bekerja di sana menjadi geram. Salah satu petugasnya sempat menangkap layar di status tersebut lalu menyebarluaskannya. Sewaktu saya membaca status yang dimaksud, saya menganggukkan kepala paham. Saya paham mengapa para pegawai di sana menjadi geram dan lantas menjadikan nama si penulis status sebagai bulan-bulan mereka. Saya paham. Bahasa yang digunakan dalam status itu memang tergolong tidak sopan dan menyakitkan. Benar memang tujuannya mungkin ingin memberikan masukan, tapi tetap saja, bagi saya, seharusnya ada bahasa yang lebih sopan yang bisa dipilih untuk digunakan. Dan untuk pihak yang diberikan masukan, yang tak terima dengan cara masukan itu diberikan, yang lantas menangkap layar dan menyebarluaskannya

Gagal Paham Soal Dandan

Gambar
source: https://www.123rf.com/stock-photo/makeup.html "Yaelah... gaya banget sih, Mbak," komentarku sambil memberesi barang-barang. Perempuan yang lokernya ada di sebelah lokerku itu menyunggingkan senyuman. Sebelah tangannya sibuk memperbaiki dandannya. Bedak, lipstik, pensil alis. "Kenapa emangnya?" Dia menutup tempat bedaknya, lalu memasukkan peralatan perangnya itu ke dalam sebuah dompet kecil, mendorong dompet kecil itu ke dalam lokernya. "Ya ngapaiiin gitu. Udah tinggal pulang kerja aja kok pake dandan segala. Kan tinggal pulang aja. Sampe rumah juga tinggal mandi. Ngapain coba dandan lagi?" "Waini." Dia sejenak membenahi lipstik di bibirnya, membuatnya tak terlalu mencolok. "Gagal paham kamu di sini." "Hah? Gagal paham bagaimana?" tanyaku bingung. "Kalo pagi, mau keluar rumah, dandan cakep. Terus kalo tinggal pulang ga usah dandan lagi. Gagal paham itu namanya." "Gagal

18.001

Gambar
"Sembilan puluh satu ribu rupiah," katanya. Saya tersentak. Tak banyak. Tapi cukup untuk meningkatkan denyut jantung saya yang tentunya meningkatkan rasa lapar yang sudah saya tahan sedari siang. Malam itu saya hanya membawa tas kecil dan memutuskan untuk hanya menyelipkan selembar uang lima puluh ribu beserta surat-surat penting ke dalamnya. Lalu tiba-tiba setelah (hanya) memesan sepotong ayam goreng, kentang, dan sebotol air mineral, saya diminta membayar sembilan puluh ribu rupiah. Otak saya tak berpikir cepat. Jadi saya hanya langsung berbalik, meminjam selembar uang seratus ribu yang ada di genggaman tangan teman saya, lalu membayar makanan yang saya pesan. Baru kemudian sewaktu teman saya sibuk memilih makanan, otak saya mulai bisa diajak berpikir dan menyuruh saya mengecek kembali bukti pembayaran yang tadi saya selipkan ke dalam tas kecil saya. Dan benar saja. Di kertas putih kecil itu tercetak tak terlalu jelas daftar barang saya bayar: dua potong ayam, d

Sedikit

Gambar
source: pinterest "Pas pulang kemarin kamu kan saya mintai tolong ngecek kantor cabang yang di sana sekalian, jadi perjalananmu nanti saya klaimkan perjalanan dinas ya?" "Tapi waktu itu kan status saya cuti, Pak?" "Nanti perjalanannya pakai tanggal minggu ini kan bisa. Nanti tiket pesawat sama boarding pass bisa kok diatur. Nanti saya yang urus." "Aduh.. janganlah, Pak. Tidak perlu." "Sudaah.. kamu tenang saja. Saya sudah biasa kok seperti itu. Kan nanti kamu juga yang untung kan? Dapat uang perjalanan dinas loh." "Tapi..." "Sudah." "Saya tidak bisa, Pak. Berat.. Ngeri saya...." "Ngeri apa? Kamu ini ada-ada saja. Nggak ngeri. Kan cuman dikit. Kita ubah dikit di sini, di sana. Aman. Tenang. Nggak bakal ketahuan." "......." "Ayolah.. cuma sedikit saja kok nipunya." "Pasti ketahuan, Pak. Saya tidak berani." "Ya

Tanya

Gambar
favim.com Ini... entah sudah ke berapa kalinya aku membaca pesanmu yang terakhir. Aku mengulangnya lagi. Lagi. Lalu, lagi. Tapi tetap saja, aku tak bisa menuliskan jawaban yang pasti. Kepalaku hanya dipenuhi oleh kemungkinan-kemungkinan. Tak satu pun ada kepastian. "Fin, banyak orang mengatasnamakan Allah tapi kenapa mereka menebarkan kebencian?" Lagi. Aku membacanya sekali lagi. Tapi kepalaku tak juga ada jawaban pasti. Yang ada hanya kemungkinan-kemungkinan lagi. Dan aku tak ingin memberimu kemungkinan, seharusnya kuberikan jawaban yang pasti. Perlahan jari-jariku bergerak, memberikan tekanan halus pada huruf-huruf yang ada di layar ponselku. "Entahlah. Aku juga sudah lama menyimpan tanya yang sama di dalam kepala." Jawabku, membiarkan tanyamu tetap menjadi tanya.

Jangan Lelah Merindu

Gambar
image quotes tumblr "Kau kenapa?" tanyamu. Aku tersenyum, menatapmu, tak menjawabmu. "Kau lelah?" tanyamu lagi. Lelah? Ya. Aku lelah. Aku lelah pada jarak yang membentang ribuan kilometer di antara kita. Aku lelah pada waktu yang memisahkan kita dalam dua zona yang berbeda. Aku lelah pada rasa.... Perlahan aku menarik kedua ujung bibirku, menyunggingkan senyuman seraya mengangkat kedua bahu, sengaja tak ingin mengatakan iya dan menyetujui kata-katamu. Kedua matamu menjelajahi wajahku. Sepertinya seperti itu. Pastinya mereka tak menatap ke arah kamera yang ada di atas layar laptopmu. Tak menatap kedua mataku. Sesaat. Kemudian kau mengangkat pandangan, menatap ke arah kamera, seolah berbicara kedua mataku. "Jangan lelah merindu," katamu. Jangan lelah merindu? batinku. Ah, kau tak tahu. Kau tak tahu rasanya menanggung rindu.. kau tak tahu rasanya... "Aku merindukanmu.. di setiap waktu," katamu. "Aku tahu rasanya. Aku tahu

Terjun Bebas

Gambar
pinterest.com Sebenarnya sudah lama sekali saya ingin menuliskan ini. Sayangnya tumpukan pekerjaan yang lumayan banyak membuat saya..... ah, iya. Itu alasan klasik saja. Saya lama tak menulis memang bukan karena banyaknya tumpukan pekerjaan, tapi lebih pada diri yang tak juga menemukan kemauan. Maaf. Saya tak akan mencari alasan lagi, alasa klasik, atau kambing hitam lagi. Baiklah, Mari melanjutkan langkah. Saya pertama kali ingin sekali menuliskan tentang ini sekitar tiga bulan yang lalu, di sekitar lebaran. Waktu itu kantor saya sedang heboh dengan keluarnya surat dari kementerian pendayagunaan aparatur negara dan reformasi birokrasi yang melarang pemberian cuti tahunan di sekitar lebaran. Oke, bahasa di suratnya memang tidak melarang, tapi mengimbau. "Para pemimpin instansi pemerintah dihimbau untuk tidak memberikan cuti tahunan kepada Aparatur Negara, baik PNS maupun anggota TNI dan POLRI di lingkungan instansi masing-masing, setelah pelaksanaan cuti bersama, khusus

Tunggu

Gambar
"Kamu pengen nikah kapan emangnya?" tanyamu. "Pengenku secepatnya saja. Jika memang bukan tahun ini ya tahun depan." Ada jeda sejenak. "Tunggu aku sebentar ya? Aku cari kerja dulu."