Gagal Paham Soal Dandan

source: https://www.123rf.com/stock-photo/makeup.html


"Yaelah... gaya banget sih, Mbak," komentarku sambil memberesi barang-barang.

Perempuan yang lokernya ada di sebelah lokerku itu menyunggingkan senyuman. Sebelah tangannya sibuk memperbaiki dandannya. Bedak, lipstik, pensil alis.

"Kenapa emangnya?" Dia menutup tempat bedaknya, lalu memasukkan peralatan perangnya itu ke dalam sebuah dompet kecil, mendorong dompet kecil itu ke dalam lokernya.

"Ya ngapaiiin gitu. Udah tinggal pulang kerja aja kok pake dandan segala. Kan tinggal pulang aja. Sampe rumah juga tinggal mandi. Ngapain coba dandan lagi?"

"Waini." Dia sejenak membenahi lipstik di bibirnya, membuatnya tak terlalu mencolok. "Gagal paham kamu di sini."

"Hah? Gagal paham bagaimana?" tanyaku bingung.

"Kalo pagi, mau keluar rumah, dandan cakep. Terus kalo tinggal pulang ga usah dandan lagi. Gagal paham itu namanya."

"Gagal paham gimana sih, mbak? Jadi gagal paham beneran ini saya."

"Dandan itu buat suami," katanya. "Kalo pagi dandan cakep biar suami seneng liatnya. Jadi dia bersemangat buat beraktivitas. Terus pulang kerja kan ketemu suami lagi tuh. Jadi wajib hukumnya kita dandan. Biar suami tuh seneng liat kita. Jadi capeknya bisa ga kerasa. Gituuuu..."

"Gitu ya?"

"Iya laaah.. Masak kamu kalo ketemu orang lain, dandan abis. Eeh.. ketemu suami, orang yang udah suka rela menerima jadi penganggung jawabmu, hidupmu, berani menanggung dosamu, kamu malah nggak dandan. Apa namanya kalo bukan gagal paham? Hah?"

"Hehehe.. iya ya, mbak? Gagal paham saya.."


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Hidup dari Jendela Bus

Bulan Separuh

The World is On Fire, Tentang Serial Daredevil