Postingan

Menampilkan postingan dari Mei, 2015

Teman

Gambar
"Kupikir kita teman! Teman macam apa kau ini? Kau bilang kau sayang padaku? Sayang macam apa ini?" Suara keras penuh kemarahan itu sontak membuatku mengangkat wajah. Aku mengerutkan dahi, memandang heran pada wanita yang baru saja menggebrak meja kerjaku. "Kau pikir, kau tak punya dosa? Kau pikir kau ini manusia sempurna tanpa cela? Terbaik dari seluruh manusia?" Aku diam. "Nggak usah sok polos!" serangnya lagi. "Aku tahu kok siapa yang kau maksud dalam status-statusmu di facebook itu! Aku, kan?" katanya. "Dasar sok suci! Dasar munafik!" Aku masih bertahan untuk diam. Kupikir, api tak akan surut jika kusulut dengan api lagi. Jadi, kupikir diam akan jauh lebih baik, menunggu api itu mengecil dan menjadi lebih mudah dipadamkan. "Munafik," ulangnya. "Di depanku kau tak bilang apa-apa. Tapi di belakangku kau menulis seperti itu. Munafik!" Dia membentak lagi. "Kau pikir kau tak

Waktu

Gambar
Masalahnya, kita pikir kita masih punya waktu. Selalu seperti itu. Sholat? Ah, itu bisa nanti. Nanti, satu jam lagi.. Nanti, sebentar lagi.. Nanti sajalah kalo sudah akan mati.. Masalahnya, mati kita ini,      benarkah datangnya masih nanti? Bagaimana jika hari ini? Bagaimana jika detik ini? Pekerjaan? Sudah, nanti masih bisa. Santai-santai dulu saja. Nanti kalo sudah dekat tenggat masa       baru dikerjakan juga tak apa-apa. Begitu sampai pada masanya,       lantas bekerja seenaknya,       yang penting ada hasilnya. Ada hasilnya, hasil seadanya. Tapi lagi-lagi pertanyaannya sama. Bagaimana jika detik berikutnya kita      sudah harus meninggalkan dunia? Bagaimana jika kita ditanya tentang      tanggung jawab kita? Atau tentang masa      dan apa yang telah kita lakukan padanya? Ternate, 23 Maret 2015

Manusia Sintetis

Gambar
bluecrabyoyo.com Beberapa hari ini masyarakat sedang digegerkan oleh ditemukannya peredaran beras sintetis atau yang lebih sering disebut dengan beras plastik. Semua acara berita di televisi dan lini masa di hampir semua media sosial saya pun membicarakan tentang barang ini. Mulai dari para abdi negara yang ada di Bulog dan Kementerian Kesehatan, para peneliti, hingga masyarakat awam, semuanya ikut menyumbangkan berita. Ikut menunjukkan bagaimana rupa beras sintetis itu, bagaimana hasilnya ketika dimasak, apa pun untuk membuktikan bahwa beras itu memang terbuat dari plastik, beras sintetis yang perlu diwaspadai karena dapat membahayakan kesehatan mereka. Lalu yang lebih parah adalah beredarnya video yang diklaim sebagai video pembuatan beras plastik di Tiongkok sana yang bagi saya sebenarnya bukannya akan membantu menyelesaikan masalah, tetapi malah justru memperkeruh keadaan, membuat masyarakat semakin was-was. Tapi lantas muncul juga berita bahwa semua berita tentang

Hangat-Hangat Tahi Ayam!

Gambar
www.irfankhairi.com “Anak-anak kita ini harus ditertibkan! Mereka harus diajari tentang disiplin! Masak jadwal belajar jam tujuh kok lima menit sebelum jadwal, di kelas hanya ada segelintir orang. Yang lain ke mana coba! Ini pasti karena kita kurang tegas kepada mereka! Mulai sekarang kita harus tegas. Setiap pagi kita akan adakan apel pagi. Sebelum masuk belajar, wali kelas harus melakukan pengecekan kehadiran. Siswa yang terlambat harus dipanggil dan dilakukan pembinaan!” Semenjak pagi itu, sekolah itu mengadakan apel pagi bagi para siswanya. Setiap pagi, kepala sekolah dan para pejabat duduk di depan kelas, mengawasi para siswanya berbaris dan dicek kehadirannya. Jika ada siswa yang belum hadir di sekolah, paling tidak lima belas menit sebelum jam pelajaran pertama dimulai, tidak peduli guru yang mengajar pagi itu ada atau tidak, mereka akan dianggap alpa dan akan diberikan sanksi teguran hingga pemanggilan orang tua. Selama satu minggu diadakan apel pagi, para siswa menja

Tentang Tiga Hari di Awal Mei

Gambar
theartmad.com Setelah lima hari menjalani hari dengan rute lokasi praktik komunitas – kampus – lokasi praktik komunitas – pulang, pada hari Senin berikutnya dengan sukses sinusitis saya kambuh. Seharian saya menguji praktika sambil menahan sakit sampai akhirnya di hari Selasa malam saya ke dokter dan dipaksa untuk istirahat selama tiga hari. Dan pada tiga hari tersebut, saya mendapat cukup banyak pelajaran. Mahalnya Maaf dan Terabaikannya Perlindungan Konsumen Selesai dari dokter, saya mampir sebentar ke tempat jasa pengiriman barang, mengirimkan titipan seorang teman. Setelah dua kali antrian saya diserobot oleh orang-orang yang tidak peduli ketika saya ingatkan dan aduan saya tidak dipedulikan oleh petugas, akhirnya datang juga kesempatan saya untuk dilayani. Sayangnya saya harus kecewa lagi karena petugas tempat saya mengantri tiba-tiba meminta saya ke petugas yang ada di sebelahnya yang saat ini sedang melayani konsumen lain. Petugas tersebut bahkan meminta saya b