Postingan

Menampilkan postingan dari April, 2017

Sama Saja

Gambar
photo source: goodvine.com "Gimana kabar perkembangan usahamu?" "Doain aja ya? Lagi seret, nih. Minta doanya semoga dilancarin." "Minta doa ke orang tapi kamunya nggak pernah berdoa. Ya sama saja." "Ah.. Iya. Lupa aku berdoa." Aku yang mendengarkan mereka hanya bisa mengulum senyum.

Tak Adil

Gambar
sumber: @duniajilbab Helaan napasnya terdengar jelas. Laki-laki yang duduk memunggungiku itu. Sudah hampir satu jam dia duduk di pojok warung kopiku, di meja yang dekat dengan jendela. Kedua matanya lebih sering memandangi luar jendela sana. Entah apa. Dan ini juga bukan pertama kalinya aku menemukannya seperti itu. Dia menghela napas lagi. Aku yang sudah selesai membersihkan meja di belakangnya sudah hampir melangkah mendatangi sewaktu laki-laki berkacamata yang duduk di meja sebelahnya menoleh. "Hari yang berat?" tanyanya sembari mengangkat cangkir kopinya lalu menyesap isinya. Dia mengembangkan senyuman sewaktu laki-laki di dekat jendela itu menoleh padanya. "Hidup," jawabnya. Laki-laki berkacamata itu menaikkan alisnya. Aku tidak. Aku paham. Hidupku juga tak terasa ringan. Selalu penuh perjuangan. Ya, hidup memang berat. "Tuhan itu tak adil." Laki-laki itu menghela napas lagi. Seolah berharap dengan melakukan itu, semua beban yang ada

Panggilan

Gambar
sumber: pinterest "Dek," panggil seorang wanita pada anak kecil yang duduk di hadapannya. Tak ada jawaban. Anak laki-laki itu masih asik dengan tablet yang ada di genggaman tangannya. "Adek," ulangnya. Tangan perempuan itu kemudian meraih tablet yang ada di tangan anaknya, menurunkan benda itu dari depan wajah si anak. "Adek, lain kali kalo dipanggil itu jawab, dong." "Kenapa emangnya, Mah?" tanya anak kecil itu polos. "Ya kalo adek dipanggil diam aja, nggak jawab, nggak dateng, artinya adek nggak hormatin orang yang manggil. Adek nggak hormatin mamah." Anak laki-laki itu mengangguk. Tapi lantas tiba-tiba mengangkat wajahnya. "Berarti mamah nggak hormatin Alloh, dong," katanya. Wanita itu tersentak. Dahinya berkerut. "Kalo Alloh panggil lewat adzan, mamah juga nggak langsung jawab. Mamah juga nggak langsung sholat. Padahal kan mamah juga cuman maen hape." Duh. Bergegas aku berlalu dari sa

Sebuah Gambar dan Empat Kepala

Gambar
"Ini bukannya teman SMA kita dulu ya?" seru seorang perempuan berkemeja hitam. Dia menyorongkan ponsel ke tengah meja, membiarkan ketiga temannya ikut melihat gambar yang ada di sana. "Eh iya. Itu Risna kan?" sambut temannya yang memakai dress warna hijau. "Mana? Mana?" tanya dua temannya yang lain bersamaan, seorang berkaos biru dan seorang lagi memakai dress merah muda. "Wuuih.. Ini suami ama anaknya? Seneng ya dia sudah punya keluarga kecilnya sendiri," komentar si kaos biru. "Ganteng ih suaminya. Keliatan muka-muka orang kaya. Nggak kaya yang di rumah. Coba suamiku kayak gitu.. Kupamerin terus.." "Udah punya mobil dia. Makmur pasti dia," sambut si dress hijau. "Orang kaya dia sekarang. Aku udah kerja banting tulang, sampe lembur, nggak kaya kaya juga." "Iya. Coba lihat dong. Tambah cantik aja tu anak.. Padahal dulu kan kurus banget, nggak terurus," komentar si dress merah muda. "Ah t

Empat

Gambar
photo source: http://thebeautyofislam.tumblr.com "Empat," katanya tiba-tiba, membuatku menegakkan tubuh dan meninggalkan entah apa yang sedari tadi kupandangi. "Empat?" tanyaku tak paham. "Ada empat hal yang akan ditanyakan." Aku menelengkan kepala. Masih saja tak paham apa maksudnya. "Umur." Dia meletakkan sebuah kain ke atas salah satu meja. "Untuk apa kuhabiskan umurku. Apakah untuk berbuat kebaikan, beramal, beribadah, atau hanya kuhabiskan untuk hal-hal tak penting atau bahkan melakukan dosa," katanya panjang lebar seraya membuat gerakan berulang di sana, membersihkannya. Dia mengangkat sebuah buah kursi di dekat meja yang baru saja dibersihkannya, meletakkannya dalam keadaan terbalik di atas meja. Lalu mengulangi pada sebuah kursi yang lain sebelum melangkah ke meja yang ada di sebelahnya. "Ilmu." Dia kembali meletakkan kain lap ke meja. "Apakah sudah kuamalkan ilmuku. Dia tak akan peduli sebanyak

Bisikan Setan

Gambar
gambar: herukusumahadi.wordpress.com "Setan itu cerdas kalo kubilang." "Kok bisa?" "Mulutnya manis." "Kok bisa?" "Iyalah. Caranya berbisik begitu lembut, seringnya terasa menyejukkan. Makanya mudah bagi kita ini jatuh ke pelukannya." "Menyejukkan? Bisanya?! Setan kan terbuat dari api. Api itu kan panas." "Menurutmu kalo setan pakai cara panas, cara kekerasan pada manusia yang berakal, mereka akan berhasil? Tidak, kurasa. Makanya mereka pakai cara yang halus, yang menipu." "Apa misalnya?" "Ah masak kau tak pernah mendengarnya?" "Setan kan membisiki hati. Mana bisa kudengar?" "Kita kan bisa mendengar hati kita sendiri. Atau gini deh paling gampangnya. Kalo denger adzan, langsung berdiri kamu?" "Jujur.... Nggak selalu sih." "Kenapa?" "Ya kadang karena masih ada kerjaan." "Itu. Begitu cara kerja setan. Coba kamu

Tato Sepasang Sayap

Gambar
Pinterest Pintu terbuka. Lonceng kecil yang sengaja kupasang di atasnya berbunyi. Aku menoleh, lalu menunjukkan senyum terbaikku pada seorang wanita yang baru saja melangkah masuk itu. "Selamat malam," sapaku dengan nada ramah yang sudah lama kulatih. "Macchiato," katanya sebelum kemudian membungkuk dan menjelajahi rak display di sebelahku dengan kedua matanya. "Muffin yang bluberi. Satu," katanya lagi. Aku mengangguk, mencatat pesanannya dengan teliti, lalu mempersilakan dia duduk. "Liat apa?" Telingaku menangkap pertanyaan itu sewaktu aku mengeluarkan muffin dari rak display . Aku melirik dua orang wanita yang duduk di meja kecil depan kasir. "Kamu lihat perempuan itu?" tanya wanita pertama yang memakai dress berwarna toska seraya mengekorkan pandangannya pada wanita yang baru saja memesan minuman padaku. "Kenapa memangnya?" tanya temannya. "Dia pasti bukan perempuan baik-baik." "Tau d

Manfaat

Gambar
gihsphoto2.weebly.com "Kenapa?" tanya perempuan itu seraya menegakkan wajah dari buku yang ditekuninya tadi. Laki-laki yang ada di hadapannya hanya menggeleng pelan. Tapi di wajahnya ada sesuatu yang coba dia sembunyikan, yang tak dia sampaikan. "Kenapa?" tanya perempuan itu lagi. Dia tahu. "Bilang aja." "Kamu.... kenapa suka baca novel?" Pertanyaan itu akhirnya terlontar dari laki-laki berkacamata itu. "Memangnya kenapa?" "Ya kenapa yang baca buku yang lebih bermanfaat aja. Buku-buku yang bisa nambah pengetahuan kamu. Atau buku biografi orang sukses. Siapa tahu bisa meniru kesuksesan mereka. Itu kan lebih bermanfaat." Perempuan itu mengangguk-anggukkan kepalanya. Tak menunjukkan perlawanan. "Novel itu kan fiksi. Isinya juga cuman cinta-cintaan cengeng kan? Itu hanya akan membuatmu menjadi manusia cengeng. Hidup ini berat, nggak bisa dihadapi dengan kecengengan." Perempuan itu kembali mengangguk

Jaga

Gambar
"Lagi jaga ya?" "Iya. Lagi ada pasien yang keadaan umumnya jelek ini." "Hmm.. Jagain pasien terus. Kapan jagain aku?" "Jagain kamu? Selalu. Setiap waktu. Lewat doaku."

Dosen

Gambar
pinterest 'Dosen adalah pendidik profesional dan ilmuwan dengan tugas utama mentransformasikan, mengembangkan, dan menyebarluaskan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni melalui pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat.' "Begitu kata undang-undang.   Pendidik, katanya.   Seseorang yang mendidik.   Tak hanya ilmu pengetahuan, pastinya.   Tapi juga bagaimana berpikir, bersikap, berperilaku. "Jika setiap hari yang kamu lakukan hanya meneriaki mereka,   kau pikir, apa yang akan bisa mereka lakukan?   Ya, berteriak. "Jika setiap hari kau panggil mereka dengan nama-nama yang tak baik: bodoh, gendut, bau, tuli,   kau pikir akan menjadi manusia macam apa mereka nanti?   Ya, manusia yang akan merasa benar memanggil orang lain         dengan nama-nama tak baik. "Jika setiap hari kau perlakukan mereka dengan sesuka hati,   pagi kau bilang begitu, lalu siang kau bilang pada mereka begini,   kau pikir akan seperti apa mereka memer

Haram

Gambar
"Memilih pemimpin kafir itu haram hukumnya!" katanya dengan begitu bersemangat. "Lihat ini," katanya lagi. "Kata ulama ini, beliau ini ulama besar loh. Kata beliau juga sama. Haram." "Iya. Memang. Kan jelas memang di Al Quran," balas kawannya dengan tenang. "Tapi ngomong-ngomong, masih kau rayakan Maulid Nabi?" "Tentu." "Kata ulama itu, yang baru saja kau kutip tadi itu, merayakan maulid masuk bid'ah loh. Bid'ah dalam masalah agama itu... Yah, kau tahu, kan?" "Itu kan bukti cintaku padanya, pada Rasulku." "Jika benar mencintai, bukannya seharusnya mengikuti contohnya? Tak mengurangi atau pun menambahi? Beliau tak merayakan hal itu. Para sahabat juga tidak loh. Dan kita berdua tahu dengan pasti cinta kita pada beliau itu jauuuuuh sekali jika dibandingkan dengan cintanya para sahabat." "Halah. Kamu itu tahu apa? Memangnya sudah bener hidupmu? Sholat saja masih suka terla

Listen

Gambar
"Ma..." Anak kecil yang didudukkan di troli belanjaan itu berusaha menggapai mamanya yang sedang memerhatikan barang belanjaannya yang sedang dihitung oleh petugas kasir. "Tunggu." Dia tak menoleh. Tak acuh. Lebih memilih memerhatikan barang-barang belanjaannya. "Mama.. Mama.." Anak kecil itu berusaha berdiri, tapi tak bisa. Jadi dia terus bergerak dan menarik-dorong pegangan yang ada di hadapannya, menimbulkan suara cukup ribut. Aku sudah hampir melangkah dan berusaha menenangkan anak laki-laki itu. Tapi tiba-tiba mamanya menoleh, kedua matanya menatap tajam pada anaknya. "Adek, diam! Jangan nakal. Tunggu mama selesaikan ini dulu!" katanya dengan nada tinggi. Aku menghela napas, memilih untuk membuang muka. Aku tak suka setiap kali melihat anak kecil dibentak. Apalagi tanpa ditanya terlebih dahulu apa maunya. Anak kecil itu tetap menarim dorong pegangan di hadapannya. Tetap membuat suara ribut dan terus bergerak. "ADEK!&q

Maret Sudah Habis

Gambar
http://calendarbaba.com "Maret sudah habis," kataku. Kamu tersenyum. "Tak apa. Kita sudah cukup membekukan waktu di sana. Lagipula masih ada April sekarang. Masih ada waktu yang bisa kita bekukan. Kau mau membekukan waktu lagi?" Ganti aku yang tersenyum. Dengan yakin kuanggukkan kepalaku. "Ini. Kubekukan waktu untukmu." Lalu tak lama ponselku berbunyi. Sebuah pesan darimu kembali masuk. Pantai Sadranan, Daerah Istimewa Yogyakarta Ini, kubekukan waktu untukmu . Tulismu. - Ternate, 1 April 2017