Postingan

Menampilkan postingan dari Agustus, 2014

Pengadilan Tak Adil

Gambar
Aku menyeret langkah keluar sekolah. Trotoar yang panas menantiku. Dengan malas, aku menapaki trotoar itu. Tak jauh dari sekolah, aku terpaksa turun dari trotoar dan berjalan di tepi jalan. Trotoar yang seharusnya menjadi tempat bagi pejalan kaki seperti aku, dimonopoli oleh pedagang kaki lima. Yah, aku tahu bahwa mereka harus mencari sesuap nasi. Tapi, apa harus dengan mengambil hak orang lain? Tin! Tin! Tin! Aku mempercepat langkahku dan buru-buru naik ke trotoar lagi demi mendengar klakson tadi. Mengagetkan saja! Menyebalkan! Kalau seperti ini, lantas aku harus lewat mana? Lewat trotoar, dipenuhi pedagang kaki lima. Lewat tepi jalan, dihujani suara klakson! Aku harus lewat mana? Terbang? Langkahku terhenti lagi di perempatan. Sewaktu lampu merah menyala, aku bersiap menyeberang jalan. Tapi, lagi-lagi aku dihujani suara klakson oleh sebuah bus kota yang nekat menerobos lampu merah. Yah, aku paham bahwa mereka harus mengejar setoran. Tapi, apa harus dengan membahayaka

Manusia Bukan Manusia

Gambar
Kedua mataku mengekor wanita setengah baya yang baru saja melangkah cepat ke dalam warung makan tempat aku menikmati makan siang ini, lalu duduk di bangku panjang kosong yang ada di sebelahku. Tidak ada yang aneh dengan wanita itu, sebenarnya. Aku hanya sedikit tertarik dengan gaya berpakaiannya yang bagiku tidak terlalu cocok dengan tempat ini, terlalu jauh perbedaan kelasnya. “Mbak, soto dagingnya dua porsi, es teh manis satu, sama teh hangat satu,” katanya pada pemilik warung makan. Aku sebenarnya sudah menyelesaikan makan siang semenjak tadi. Mangkuk soto dagingku sudah kosong, bersih tak bersisa, teronggok di hadapanku, di sebelah gelas berisi es teh tawar yang tinggal separuh. Tapi aku masih belum ingin beranjak, masih ingin menikmati gorengan-gorengan yang disajikan di atas meja di hadapanku ini. Pencuci mulut yang mungkin dianggap aneh oleh beberapa orang. Aku mencomot lumpia basah yang disajikan bersama beberapa macam gorengan, sosis solo, sate telur puyuh, da

Idul Fitri Tahun Ini

Gambar
“Taqabbal Allahu minna wa minkum, shiyamana wa shiyamakum kullu’aamiin wa antum bikhair. Selamat hari raya Idul Fitri 1435 Hijriyah, mohon maaf lahir dan batin atas segala alpa dan salah.” Solo. Di kota inilah saya menghabiskan sepuluh hari terakhir saya kemarin. Iya, saya mudik, agenda tahunan yang saya selalu berusaha jaga di setiap idul fitri. Lumayan lah, walaupun sebenarnya belum terlalu puas. Di mudik tahun ini, agenda saya tidak terlalu berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya; berlebaran di rumah simbah dan keluarga besar dari pihak bapak di hari pertama lebaran, lantas di rumah simbah dan keluarga besar dari pihak ibuk pada hari ke dua lebaran. Di luar itu, masih sama dengan tahun-tahun sebelumnya, waktu saya terbagi-bagi untuk acara buka bersama dan halal bi halal dengan kawan-kawan lama. Hanya saja, ada satu momen spesial yang akhirnya, setelah tertunda selama beberapa tahun,bisa terlaksana; sowan pakdhe yang tinggal di Semarang. Di tahun ini protes ya