In A Rush




It came over me in a rush… when I realized that I love you so much…

Tiba-tiba malam ini lagu In A Rush-nya Blackstreet berputar-putar di dalam kepala saya. Pasti saya dikira sedang jatuh cinta. Tidak. Saya tidak sedang jatuh cinta. Yang sebenarnya membuat lagu ini terus berputar di dalam kepala saya juga bukan isi dari lagunya sendiri, tapi lebih pada judul lagunya; In A Rush.

In A Rush. Mengingatkan saya betapa manusia selalu tergesa-gesa.

Sejak awal penciptaannya, manusia telah diberikan watak tergesa-gesa. Saya sudah tahu tentang hal itu. Tapi semalam saya kembali merasa diperingatkan ketika saya membaca postingan lama saya di blog ini. Ya, manusia itu memang benar-benar tergesa-gesa hampir di semua hal, termasuk dalam memberikan penilaian. Dalam postingan saya “Tanya Kenapa?”, saya mempertanyakan begitu banyak hal yang waktu itu memang benar-benar membuat saya kesal. Tapi, setelah saya baca lagi sekarang, saya tersenyum miris. Saya waktu itu terlalu tergesa-gesa memberikan penilaian. Saya menyerang pihak-pihak yang saya anggap tidak sejalan dengan pemikiran saya. Saya baru sadar, bahwa ternyata, menjatuhkan vonis terhadap orang lain tanpa melihat latar belakang dan klarifikasi dari mereka sebelumnya adalah suatu kesalahan. Setiap orang punya alasan untuk setiap tindakannya. Dan alasan itu wajib kita hargai karena tidak menutup kemungkinan, kita juga bisa berada di posisi orang yang kita serang suatu hari nanti.

Hmm, saya dulu memang selalu tergesa-gesa. Saya bahkan dengan tergesa-gesa telah menilai Tuhan tidak adil kepada saya karena menempatkan saya di kota kecil ini, jauh dari keluarga dan orang-orang yang saya kenal. Tapi akhirnya saya tahu Tuhan tidak pernah salah dan selalu tahu apa yang saya butuhkan. Tuhan tentunya tahu saya bukanlah penyabar dan sering sembrono. Makanya Tuhan mengajari saya untuk bersabar dan lebih bijaksana di sini. Dengan cara-Nya, tentu saja. :)

“Think before tounge”, kata teman saya. Itu yang akhir-akhir ini sedang saya coba praktikkan. Saya sedang berusaha lebih banyak berpikir dahulu sebelum berkata-kata, sedang ingin berusaha untuk tidak terlalu tergesa-gesa. Supaya bisa meminimalisir penyesalan nantinya. Tapi saya juga sedang berusaha untuk bisa menerima penyesalan ketika memang harus ada penyesalan. Sedang berusaha menjadi manusia yang lebih baik. InshaAllah. Bisa, Na. :)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Hidup dari Jendela Bus

Bulan Separuh

The World is On Fire, Tentang Serial Daredevil