Apa yang Iklan Tak Pernah Katakan Kepada Kita 1: Manisnya Pemanis Buatan

www.smarthealthtalk.com


Iklan, sesuai dengan makna katanya yang merupakan berita pesanan untuk mendorong, membujuk khalayak ramai agar tertarik pada barang dan jasa yang ditawarkan, memang selalu dibuat semenarik mungkin agar apa yang ditawarkan dapat terjual. Agar dapat menarik, seringnya yang disajikan oleh iklan hanyalah madunya, hanya segala yang manis dan menarik. Racun-racun dari segala hal yang diiklankan sudah pasti akan disembunyikan. Pun ketika disampaikan, penyampaiannya hanya sambil lalu atau dengan huruf yang sangat kecil yang jika tidak diperhatikan dengan seksama sudah pasti akan terlewatkan. Salah satunya adalah iklan mengenai pemanis buatan.

Menurut sebuah iklan komersial, konsumsi gula berlebih dapat meningkatkan risiko terkena diabetes melitus. Tidak ada yang salah dengan itu. Penyakit yang terkenal memiliki komplikasi yang cukup banyak dan berbahaya, yang jika tidak ditangani dapat menyebabkan kecacatan bahkan kehilangan nyawa ini memang mudah sekali menyerang orang-orang yang mengonsumsi gula secara berlebihan. Kata iklan yang sesuai dengan kenyataan ini akhirnya membuat orang-orang mulai berbondong-bondong untuk meninggalkan gula dan beralih pada pemanis buatan yang katanya rendah kalori sehingga dirasa cukup aman dan tidak akan menimbulkan diabetes. Sayangnya ada yang lupa disampaikan atau dutekankan oleh iklan ini.

Pemanis buatan yang banyak beredar dan diiklankan sebagai pengganti gula yang aman merupakan jenis pemanis buatan aspartam. Jenis pemanis ini diklaim dapat menurunkan risiko terkena DM. Benar. Jenis pemanis buatan ini memang dapat menurunkan risiko karena jumlah kalorinya lebih rendah daripada gula biasa. Namun yang lupa ditekankan di sini adalah bahwa pemanis ini bukan tanpa kalori. Pemanis buatan ini tetap mengandung kalori, artinya jika dikonsumsi berlebihan, efeknya tidak akan berbeda dari gula. Sehingga, badan obat dan makanan (FDA) tetap menentukan jumlah maksimal konsumsi harian dari produk ini, yaitu sebesar 40 mg/kg BB.

Gambar Ikatan Kimia Aspartam (C14H18N2O5)

Aspartyl-phenylalanine-1-methyl ester atau yang dikenal dengan aspartam merupakan bentuk metil ester dari dipeptida dua asam amino, yaitu asam amino asam aspartat dan asam amino esensial fenilalanine. Artinya, hasil metabolisme dari zat ini adalah asam aspartat dan fenilalanin. FDA menyatakan bahwa zat ini dianggap aman untuk dikonsumsi asal jumlahnya tidak melebihi jumlah anjuran maksimal konsumsi harian. Di atas itu, selayaknya zat sintetis lain, aspartam tetap memiliki efek samping. Sebuah penelitian di tahun 2007 yang dipublikasikan dalam European Journal of Clinical Nutrition menyimpulkan bahwa aspartam mengganggu metabolisme asam amino, struktur dan metabolisme protein, mengganggu integritas asam nukelat, mengganggu fungsi saraf, mengganggu keseimbangan endokrin dengan menyebabkan perubahan katekolamin di otak. Efek lain yang dijelaskan dalam penelitian ini masih ada cukup banyak yang seharusnya bisa dijadikan pertimbangan bagi kita ketika akan mengonsumsi jenis pemanis buatan ini. Selain penelitian ini, masih banyak penelitian lain yang menunjukkan adanya efek samping dari konsumsi aspartam yang dapat kita temukan di mesin pencarian daring yang hasilnya lebih bisa dipertanggungjawabkan daripada artikel dengan sumber tak jelas.

Jadi, apa yang sebaiknya kita lakukan? Pastinya, segala hal yang alamiah akan jauh lebih aman. Dengan membandingkan bentuk ikatan kimianya saja, seharusnya kita sudah dapat mengambil keputusan bahwa segala sesuatu yang sintetis, yang buatan, akan memberikan efek tak baik bagi kesehatan. Gula murni pastinya akan jauh lebih baik daripada pemanis buatan. Hanya saja, sesuai dengan hukum alam, segala hal yang  berlebihan memang selalu membawa dampak yang tak baik, termasuk penggunaan gula. Yang sebaiknya kita lakukan tentunya memilih yang lebih alami dan menggunakannya seperlunya saja, sesuai dengan kebutuhan, bukan keinginan. Terutama jika kita tidak termasuk ke dalam kelompok risiko DM atau klien DM.

Mari menjadi konsumen yang cerdas.




Komentar

Postingan populer dari blog ini

Hidup dari Jendela Bus

Bulan Separuh

The World is On Fire, Tentang Serial Daredevil