Kubawakan Cermin Untukmu

awarmplacewithin.wordpress.com


"Kerjakan ujian kalian dengan jujur!
Kalian tidak boleh mencontek!
Mencontek itu perbuatan curang!
Itu dosa!" katamu.
Aku menurut karena aku tahu kau tak salah.
Kau benar.
Mencontek itu perbutan curang.
Itu tak jujur namanya.
Itu dosa.
Tapi,
Sudahkah kau selalu jujur?
Adakah kau isi laporan pekerjaanmu dengan penuh kejujuran?
Adakah kau laksanakan tugasmu dengan penuh kejujuran?
Tak adakah kecurangan yang kau lakukan di sana?
Sedikit pun?

"Kalian ini harus selalu bersikap sopan kepada orang lain!
Rendahkan suara kalian!
Sapa dengan penuh kesopanan!" katamu lagi.
Aku pun menurut karena lagi-lagi kau tak salah.
Sesama manusia memang harus saling menghormati,
      harus saling menghargai, dan menjaga kesopanan.
Setiap manusia memiliki kebutuhan untuk dihargai,
      untuk membuat dirinya merasa bernilai, dan dimanusiakan.
Tapi,
Sudahkah kau melakukan hal yang sama?
Tak perlu kepadaku, kepada manusia lain saja.
Kepada manusia yang lebih muda darimu,
      yang lebih miskin darimu,
      yang lebih bodoh darimu?
Sudahkah?
Atau adakah kau hanya menghormati mereka
      yang kau anggap lebih tinggi kedudukannya
      dan lebih berkuasa?

Lalu kau bilang lagi padaku,
      "Hei, urus dulu dirimu sendiri,
      tak perlu kau urus kesalahan orang lain!
      Benarkan dulu dirimu itu!"
Ya, kali ini pun kau masih benar.
Sebelum menyalahkan orang lain,
      sebelum menyuruh mereka memperbaiki diri,
      sebelum menyuruh mereka itu dan ini,
      kita memang harus melakukan tilik diri.
Tapi,
Sudahkah kau lakukan itu juga?
Atau semua yang kau katakan hanyalah kata tanpa makna?

Maka ini,
Kubawakan cermin untukmu,
      agar kau bisa berkaca sebelum mulai mengumbar kata.
Agar kau tahu batas kepantasan diri
      sebelum orang lain kau coba untuk perbaiki.

Ini, kubawakan cermin untukmu.



www.pinterest.com



Komentar

Postingan populer dari blog ini

Hidup dari Jendela Bus

Bulan Separuh

The World is On Fire, Tentang Serial Daredevil