Cerita Hari Ini Tentang Hukuman Mati

www.azquotes.com


Hukuman mati. Beberapa hari terakhir ini saya entah sudah berapa kali membaca dua kata itu yang dikaitkan dengan kasus pemerkosaan. Pemerkosa itu layaknya dihukum mati, supaya tidak lagi dia memerkosa dan membunuh korbannya, supaya dunia ini menjadi lebih aman. Begitu setidaknya isi dari sebagian besar komentar tentang berita pemerkosaan dan pembunuhan itu. Atau setidaknya, bernada seperti itu.

Sayangnya saya, secara pribadi, tidak sepakat dengan hukuman mati. Saya pernah menyampaikan isi kepala saya ini kepada seorang teman dan wajahnya langsung dipenuhi emosi. Menurutnya seharusnya saya tidak bisa seperti ini, mengingat betapa beratnya kesalahan yang dilakukan para tersangka itu. Mereka memerkosa seorang gadis, bersama-sama, lalu membunuhnya. Menurut teman saya, mereka layak dihukum mati. Saya tetap tidak setuju. Bagi saya, urusan hidup dan mati adalah urusan Tuhan. Hanya Tuhan yang berhak menentukan kapan seseorang itu harus mati. Manusia, dengan alasan apa pun tidak berhak untuk mengambil nyawa orang lain. Bagi saya, sebesar apa pun kesalahan seseorang, mereka harus diberi kesempatan untuk bertaubat. Sedangkan Tuhan yang maha segalanya, yang adalah pemilik seluruh dunia, alam semesta, menjanjikan kepada semua umatnya pengampunan dosa jika mereka bertaubat, lantas mengapa manusia yang tak ada apa-apanya merasa memiliki hak untuk mengambil kesempatan itu?

Saya tahu, saya sudah menduga, dan saya sudah menerima komentar yang sama. Saya tidak merasakan apa yang dirasakan oleh keluarga korban. Saya tidak merasakan bagaimana menyakitkannya kehilangan seseorang yang kita sayangi dengan cara seperti itu. Benar. Saya memang tidak merasakannya. Pun saya tidak pernah merasakan bagaimana jika orang yang kita sayangi dituduh melakukan sesuatu yang tidak dia lakukan tapi lantas ketika interogasi mereka dipaksa, diancam, hingga akhirnya mau mengakuinya. Padahal sebenarnya mereka tidak melakukannya. Mereka hanya takut ancaman. Bagaimana jika dalam kondisi seperti itu kemudian dia dijatuhi hukuman mati? Pernahkah berpikir ke sana? Pernahkah berpikir bahwa manusia adalah makhluk yang tidak sempurna? Termasuk para manusia yang kita percaya sebagai penegak hukum? Sudah berapa kasus saja yang diceritakan kepada kita tentang adanya orang-orang yang ditangkap, dihukum, lantas berapa puluh tahun kemudian ternyata terbukti tidak bersalah? Berapa kasus saja yang sudah diceritakan kepada kita tentang kasus salah tangkap? Tentang kasus dipaksa mengakui kesalahan yang bahkan tidak pernah dilakukan? Pernahkan membayangkan berapa besar dosa kita jika kita tidak tahu yang sebenarnya, lalu mendukung hukuman mati, dan berapa tahun kemudian, setelah dia dihukum mati, ternyata terbuktikan bahwa dia tidak bersalah?

Lalu bagaimana? Jika hanya dipenjara, sudah terbukti juga bahwa penjara tidak bisa membuat seseorang lebih baik. Saya rasa, ada baiknya kita mengubahnya ke agama. Bagaimana jika orang-orang yang sudah terbukti bersalah ini dimasukkan ke pesantren saja, atau madrasah agama lain sesuai dengan agama dan kepercayaannya. Mereka butuh doktrin yang baik. Mereka butuh untuk didampingi dan diberi contoh yang baik. Bukannya itu salah satu tujuan pemberian hukuman? Supaya seseorang menjadi lebih baik? Jika hanya dimasukkan ke dalam penjara yang kegiatannya begitu monoton dan isinya adalah orang-orang yang sebenarnya tidak merasa bersalah dan tidak merasa dihukum dan menikmati saja hukumannya, kapan akan menjadi baik?

Jadi, ya. Jika saya ditanya apakah saya setuju dengan hukuman mati, saya tetap akan mengatakan saya tidak setuju. Jika nyawa harus dibayar dengan nyawa, lantas apa bedanya kita dengan orang yang kita benci karena telah mengambil nyawa orang lain? Tak ada.



foodforthespiritualsoul.com




Komentar

Postingan populer dari blog ini

Hidup dari Jendela Bus

Bulan Separuh

The World is On Fire, Tentang Serial Daredevil