Puasa


Desa Wonodoyo, Cepogo, Boyolali (Dokumen Pribadi)


"Capeeeek... Lapeerrr..."

"Semangaaattt!!!"

"Lemes. Puasa gue."

"Lah emang kalo puasa ga boleh semangat?"

"Bukannya ga boleh. Cuman kan... lemeess..."

"Udah, jangan ngeluh terus. Semakim dikeluhin, rasanya bakalan makin berat. Makin dikeluhin, makin hilang maknanya. Nanti jadinya cuman dapet laper sama haus loh."

"Heemmmm...."

"Bersyukur. Di sini suhunya ga ekstrem panas atau dingin. Di sini siangnya cuman sekitar dua belas jam, cuman setengah hari. Di sini mayoritas orang puasa jadi godaan nggak banyak banget. Pun yang ga puasa pada bertoleransi, menghindari makan di depan yang lagi puasa. Bahkan, jam kerjamu saja dipotong selama bulan puasa. Nikmat Tuhanmu mana lagi yang kamu dustakan?"

"Udah, ah. Buruan jalannya kalo gitum Biar cepet sampe rumah. Terus nyiapin buka puasa."

"Itu lagi. Kamu masih bisa buka puasa. Masih punya makanan buat di makan. Bisa makan di tengah-tengah keluargamu. Banyak loh yang nggak bisa kayak kamu ini."

"Iya iya.. Sudah, diam. Aku tak akan mengeluh lagi.."

Aku melanjutkan langkah dalam diam. Aku berhenti mengeluh. Lalu aku tak lagi mendengar kedua sisi diriku saling berdebat di dalam kepalaku.


Sukoharjo, 17 Mei 2018

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Hidup dari Jendela Bus

Bulan Separuh

The World is On Fire, Tentang Serial Daredevil