Syawalan


.
.
"Lusa mulai puasa lagi," katamu sewaktu melangkah pelan di sisiku.
.
Salatiga malam ini cukup ramai. Maklum malam takbiran.
.
"Puasa syawal, ya?" tanyaku.
.
"Nggak. Mau bayar hutang puasa dulu. Habis itu baru puasa syawal."
.
"Kok gitu? Harusnya kan puasa syawal dulu."
.
"Ya nggak, lah. Harusnya tuh bayar hutang puasa dulu. Masak sunnah-nya dulu baru wajibnya?"
.
"Bayar hutang kan bisa nanti-nanti. Ada waktu setahun. Puasa syawal kan waktunya terbatas. Ya kalo habis bayar hutang, kamu ga haid. Kalo haid lagi, bisa habis nanti bulan syawalnya."
.
"Ya kalo umur kita nyampe setahun? Kalo ga? Mending mati tanpa nanggung hutang puasa lah."
.
"Kalian ini..." Dia yang ada di antara kita mulai tak lagi tahan untuk berdiam. "Mau bayar utang dulu kek, mau puasa syawal dulu kek, ga ada yang salah. Terserah kalian."
.
"Kok gitu?" protesku berbarengan denganmu.
.
"Ya emang gitu. Habis kalian juga debatnya ga pake dalil gitu. Makanya belajar.. Baca dasarnya. Atau tanya langsung sama para ahli yang paham ilmunya."
.
Kita lantas sama-sama diam.
.
"Daripada berdebat, mending ucapkan takbir aja. Habis takbiran, coba belajar lagi. Biar ga debat kusir!"
.
.
Solo, 15 Juni 2018
#Syawalan #30CeritaRamadan #UtangCerita30CeritaRamadan

photo credit: wh dyoe
Rujukan daring: https://rumaysho.com/1249-bolehkah-mendahulukan-puasa-sunnah-dari-qodho-puasa.html

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Hidup dari Jendela Bus

Bulan Separuh

The World is On Fire, Tentang Serial Daredevil