Pendidik Kebencian

news.liputan6.com



Kau guru?
Apa yang kau ajarkan pada muridmu?
Ilmu? Ya, pastinya. Itu aku tahu.
Tapi apakah hanya itu?

Sadarkah kau jika setiap katamu akan ditiru?
Tahukah kau bahwa setiap sikap dan perilakumu juga ditiru?
Kau ingat kan jika sudah diingatkan,
   ketika kau kencing berdiri, muridmu akan kencing berlari?

Lalu mengapa tak kau jaga kata-katamu?
Mengapa tak kau perbaiki sikap dan perilakumu?

Mengapa justru kau ajarkan pada anak-anak didikmu untuk menghujat?
   untuk hanya bisa menuntut?
   untuk membenci para pemimpin?
Mengapa tak kau beri contoh pada mereka
   untuk selalu mengambil tindakan nyata?
   untuk menentukan solusi dari setiap permasalahan yang ada?
Atau paling tidak berperilaku yang beradab kepada para pemimpinnya?
   mendoakan mereka,
   menghormati dan memuliakannya,
   mendengar dan taat padanya,
   menasehati dan meluruskannya dengan rahasia,
   membantunya,
   dan beristighfar jika ada keburukan padanya?*)
 
Ayolah, negara ini tak butuh penuntut lagi,
   tak butuh komentator lagi,
   tak perlu kritikus yang tak solutif lagi.

Negara ini butuh kerja nyata,
   butuh solusi dari setiap masalahnya.

Ayolah, mari kita didik anak-anak kita
    untuk mulai mengambil tindakan nyata,
    untuk tak hanya mengumbar tuntutan dalam kata-kata,
    untuk lebih ikut berpikir, menyumbangkan jalan keluar.

Lalu kita ini tak hanya akan menjadi seorang pendidik kebencian.
   

----------------------

*) Diambil dari "Etika Terhadap Pemimpin" oleh Ustadz Abu Bakar dalam Majalah Al-Mawaddah Vol. 79, Muharram 1436 H (www.konsultasisyariah.com/etika-terhadap-pemimpin/)



Komentar

Postingan populer dari blog ini

Hidup dari Jendela Bus

Bulan Separuh

The World is On Fire, Tentang Serial Daredevil