Tak Punya Sopan Santun


photo source: niswatizulfah.wordpress.com


"Eh coba lihat!"

"Apa?"

"Itu, lihat, deh! Orang kok tak ada sopan santun. Masak duduknya kayak gitu. Perempuan pula."

"Memang pernah aku duduk seperti itu?"

"Tidak."
"Terus apa maksudnya kamu tunjukkan padaku?"

"Ya supaya kamu tahu lah bahwa duduk seperti itu tidak sopan."

"Kalo aku tidak pernah melakukannya, bukannya seharusnya kamu tahu bahwa aku sudah tahu itu tidak sopan."

"Ya kan siapa tahu."

"Mengapa tidak kamu beritahu saja kepada yang sudah pasti belum tahu?"

"Siapa?"

"Ya perempuan yang kamu bicarakan tadi itu, yang kamu tunjukkan padaku tadi itu."

"Dari mana kamu tahu bahwa dia tidak tahu?"

"Ya tidak tahu. Tapi paling tidak dia masih melakukannya. Paling tidak dia jauh lebih membutuhkan informasi darimu bahwa apa yang dia lakukan itu tidak sopan."

"Mengapa pula harus aku yang memberi tahu?"

"Loh, kamu kan lebih tahu bahwa tindakannya tidak sopan."

"Ih, malasnya."

"Kenapa malas?"

"Kamu kenapa maksa?"

"Lah daripada cuma kamu katakan padaku, kan tidak ada gunanya. Tak bermanfaat untukku, tak bermanfaat untukmu, malah jadi mudharat, jadi dosa, jadi gibah. Tak bermanfaat juga untuknya, dia jadi tidak tahu dan akan terus dianggap tidak sopan oleh orang lain."

"Kenapa tak kamu saja yang memberitahunya?"

"Baiklah."

"Hei, mau ke mana?"

"Memberi tahunya bahwa apa yang dia lakukan itu tidak sopan."

"Memangnya kamu kenal dengannya?"

"Tidak."

"Lancang benar kamu ini, orang tidak kenal kok berani-beraninya mengingatkan!"

"Terserah kamu bilang apa lah. Paling tidak itu akan bisa membayar dosaku sewaktu membicarakannya denganmu barusan."

"Dasar tak tahu sopan santun!"


Ternate, 03 Oktober 2015 6:36 PM


nourainayah.blogspot.com

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Hidup dari Jendela Bus

Bulan Separuh

The World is On Fire, Tentang Serial Daredevil