Yang Terlewatkan

Isi kepala, berjubel sebenarnya.
Menendang-nendang ingin dikeluarkan,
berjatuhan dengan deras serupa hujan.

Kemuakan pada dia yang merasa tahu segalanya dan tak pernah salah.
Kegalauan tentang meninggalkan.
Keinginan untuk tak lagi bertahan
Kejenuhan pada rutinitas yang itu-itu saja.
Kejemuan pada telinga-telinga yang seolah haus pada berita tentang aib dan kebencian,
   serta mulut-mulut yang tak lelah memuntahkan kebencian yang sama.

Ada. Banyak. Menumpuk.

Tapi lagi-lagi hari-hari hanya terlewati.
Tak tertuliskan, tak tersampaikan.
Tak lagi berusaha mengadakan waktu untuk mengatakan kebenaran.

Ah, entahlah.
Berharap saja waktu masih akan ada,
  agar bisa kutuliskan rasa dalam kata.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Hidup dari Jendela Bus

Bulan Separuh

The World is On Fire, Tentang Serial Daredevil