Tunjangan Kinerja



"Tahu tidak? Di kota X, tunjangan kinerjanya tiga kali lipat dari kita! Padahal golongannya sama, pekerjaannya sama. Ini tidak adil namanya," kataku.

"Lantas kau mau bagaimana?"

"Ya kita harus tuntut. Kita harus mendapatkan hak yang sama dengan mereka!"

"Kau mau kenaikan tunjangan?" tanyanya.

"Iya. Mengapa tidak?"

"Kau yakin kau layak mendapatkan kenaikan tunjangan kinerja? Memang apa hasil kinerjamu? Datang kerja selalu terlambat, pulang selalu lebih cepat, masuk mengajar sesuka hati, pengabdian kepada masyarakat tak pernah, penelitian tak pernah, membuat rencana pembelajaran saja tak pernah. Membuat soal, menguji, mengoreksi ujian, membimbing di lahan, semuanya tak pernah kau lakukan. Lalu sekarang kau mau meminta kenaikan tunjangan kinerja. Kau merasa layak?"

Aku hening.

"Atau begini, kuubah pertanyaanku. Kau minta kenaikan tunjangan kinerja itu, memangnya yakin kau akan bisa menjawab ketika Tuhan menanyakan pertanggungjawaban?"
Aku masih hening.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Hidup dari Jendela Bus

Bulan Separuh

The World is On Fire, Tentang Serial Daredevil