Adil Tak Adil

keshaphotography.com


"Menurutmu adil nggak sih aturan yang memperbolehkan laki-laki menikah lagi karena istrinya nggak bisa punya anak?"

"Hmmm.. Di agama diperbolehkan tidak?"

"Boleh."

"Berarti adil."

"Gitu aja?"

"Ya kan salah satu tugasnya manusia itu berkembang biak, melanjutkam keturunan. Kalo tidak bisa punya anak terus tidak diperbolehkan untuk menikah lagi, artinya kan menghalangi perkembang biakan manusia, memutuskan keturunan. Jika dengan si suami menikah lagi akan bisa melanjutkan keturunan, maka peraturan itu adil."

"Rasanya kok engga ya? Ada tuh tetanggaku, karena dia nggak bisa punya anak, terus suaminya kawin lagi. Sama istri kedua dia punya anak. Terus sekarang istri pertama tugasnya ngurusin anaknya dan si suami pergi-pergi terus sama istri kedua. Ke mana-mana istri kedua yang diajak. Istri pertamanya suruh jagain anak di rumah. Nggak adil, kan?"

"Kan tadi kamu nanya aturannya. Kalo ini bukan aturannya, tapi manusianya. Sama kayak hukum poligami di agamamu. Boleh kan laki-laki nikah sampe empat kali? Aturannya adil. Karena toh ketika menikahi seorang perempuan, sebenernya laki-laki itu udah ngambil tanggung jawab atas perempuan yang dinikahinya. Dosanya si istri bakal narik dia ke neraka. Terus kalo dia nggak bisa adil, terus istrinya merasa terdzalimi, dosa lagi kan? Neraka lagi urusannya. Nah kalo istri satu aja tanggung jawabnya udah seberat itu, bayangin dong kalo istrinya lebih dari satu. Lebih berat. Risiko jatuh ke nerakanya lebih gedhe. Jadi buatku adil saja aturannya. Balik lagi ke manusianya."

"Balik ke manusianya gimana?"

"Ya balik ke manusianya, ke pelakunya. Harusnya lakinya yang harus bisa mikir panjang dan punya ati. Kalo memang dari awal merasa nggak bakalan bisa adil, ya jangan poligami, walaupun dengan alasan pengen punya keturunan. Kan ada tuh di kitabmu, di lanjutan ayat yang memperbolehkan poligami, jika tidak bisa adil, nikahilah satu saja. Balik lagi ke manusianya. Nggak ada yang salah sama aturannya. Iya kan?"

"Tapi kalo suaminya yang nggak bisa punya anak, perempuan nggak boleh nikah lagi. Nggak adil dong."

"Eit, tunggu dulu. Kok kesannya kamu masih nganggap kalo laki-laki yang poligami itu cuman dapet enaknya. Jangan sangka laki-laki itu kalo nikah lagi terus dia cuman dapet enaknya. Engga. Nikah lagi itu berat urusannya. Susah. Ribet. Tanggung jawabnya nambah. Yang bakal dipertanggung jawabkan di akhirat nanti juga bakalan nambah kayak yang udah kubilang tadi."

"Ya tapi kalo istri mengijinkan kan gampang aja."

"Perijinan di atas kertas sama di mulut mah gampang. Masalahnya ikhlas, ridho, rela, itu tuh urusan hati. Seringnya hati sama mulut tuh nggak singkron. Di mulut bisa bilang ikhlas, tapi di hati? Terus kalo istri pertama sakit hati terus, sama aja suaminya udah dzalim. Neraka urusannya. Apalagi kalo ternyata pas udah nikah lagi ternyata suami nggak bisa adil.. Berat lagi itu pertanggung jawaban di akhiratnya."

"Jadi, menurutmu, adil itu?"

"Aturannya kan? Adil saja bagiku."

"Tinggal manusianya."

"Iya."

"Emangnya kalo suamimu nanti minta ijin poligami, kamu mau gitu dipoligami?"

"Menurutmu?"




Komentar

Postingan populer dari blog ini

Hidup dari Jendela Bus

Bulan Separuh

The World is On Fire, Tentang Serial Daredevil