Di luar jendela sana,
hujan mulai turun.
Lalu aku mulai merasa begitu merindu
pada waktu yang telah berlalu,
pada tempat yang pernah kutuju,
dan tentu saja, padamu.
Saya ini bukan orang yang anti dengan kendaraan umum. Mengingat segi kepraktisan, keasyikan, dan kebebasan rute, saya lebih sering naik kendaraan pribadi (baca: motor). Saya lebih suka naik motor kemana-mana. Capek itu nomor dua, yang penting saya yang pegang kendali mau lewat mana. Tapi awal minggu kemarin saya akhirnya menggunakan fasilitas kendaraan umum juga sewaktu ke Jogja karena di rumah sedang tidak ada motor yang bisa saya culik. Setelah sekian tahun tidak pernah naik bus, saya lupa jika ternyata naik bus bisa begitu nyaman dan santai. Saya juga lupa betapa ramainya bus umum oleh suara penjual koran, buku, makanan dan minuman, barang-barang laon yang tidak bisa saya sebutkan satu-satu, dan tentunya pengamen. Di atas itu semua, saya baru menyadari bahwa ketika saya naik bus, saya bisa menikmati pemandangan yang luar biasa bermacam melalui jendela bus yang lumayan lebar, termasuk memandangi langit yang siang itu cerah. Saya ini bukan orang yang mudah membuka
Siapapun yang pernah membaca tulisan saya di note facebook pasti sudah bisa menebak bahwa salah satu benda yang saya sukai adalah bulan separuh. Karena bukan hanya sekali atau dua kali saja saya menyebutkan bulan separuh di dalam cerpen-cerpen yang saya tulis. Sering. Malah mungkin terlalu sering. Teman saya pernah mengatakan kepada saya, “Apa sih bagusnya bulan separuh? Cacat!” Ya, apa ya bagusnya bulan separuh? Secara bentuk, tentunya dia kalah bagus jika dibandingkan dengan bulan purnama atau bulan sabit. Secara sinar, tentunya dia kalah jauh dengan bulan purnama. Tapi bagi saya, tidak ada bulan yang lebih cantik dari bulan separuh. Bulan separuh mengajarkan kepada saya bahwa kesempurnaan yang sebenarnya itu hanya milik Tuhan. Saya rasa sangat lucu ketika ada manusia yang mengejek dan menjelek-jelekkan manusia lain karena dianggap tidak sempurna. Saya juga merasa sangat lucu ketika ada manusia yang terus berusaha mencari pasangan hidup yang sempurna. Lu
indigitaltimes.com Saya jatuh cinta lagi. Terakhir kali saya jatuh cinta seperti ini adalah sebelas tahun yang lalu, sewaktu saya berada di tahun terakhir SMA. Pertama kali saya menontonnya, saya langsung jatuh cinta dan tidak pernah bosan padanya. Daredevil, salah satu superhero-nya Marvel. Jika dihitung-hitung, mungkin sudah lebih dari seratus kali saya menontonnya. Tidak peduli walaupun teman-teman atau keluarga saya mengatakan kalo ini adalah film gagal. Tidak peduli ada berapa banyak pun komentar yang saya baca tentang betapa buruknya film ini. Saya tetap suka. Saya tetap jatuh cinta. Dan tahun ini, hal itu terjadi lagi. Bermula dari iseng-iseng mencari kabar tentang film daredevil 2 yang sudah lama dirumorkan akan dibuat, saya berakhir pada fakta menyenangkan bahwa bulan April kemarin, Marvel sudah bekerja sama dengan stasiun televisi Netflix sudah merampungkan musim pertama serial Daredevil. Ya, Daredevil! Ya, serial! Dan ya, saya langsung kalap dan beberapa hari
Komentar