Sepele



Dengan kesal aku menghentikan langkah, lalu memutar bola mata sewaktu tahu dia memungut botol plastik bekas minuman dari dekat kakinya untuk kemudian dia buang ke tempat sampah. Aku kesal karena ini bukan yang pertama kalinya dalam sehari ini. Dia selalu saja berhenti setiap kali menemukan sampah berserakan di jalam, memungutnya, lalu membuangkannya ke tempat sampah.

"Kurang kerjaan banget. Mau kamu buang ke tempat sampah pun, nanti juga endingnya cuman bakalan ditumpuk di tempat pembuangan akhir."

"Nggak papa. Paling engga tempat ini jadi lebih bersih. Allah kan senang keindahan," jawabnya.

Cis. Aku melanjutkan langkah bersamanya. Lalu tak lama langkah kami terhenti lagi. Gadis itu hanya menepuk pundakku pelan, memberikan tanda bahwa ada yang harus dia lakukan. Lalu di sana dia, membantu seorang ibu yang kesusahan mengeluarkan motor dari tempat parkir.

"Itu kan ada tukang parkir," kataku menyambutnya ketika dia kembali mendatangiku.

"Ya kan masnya parkir lagi sibuk. Ga ada salahnya juga kita bantu. Kan kita bisa bantu."

Aku memutar bola mata lagi. Aku ini sebenarnya malas sekali berjalan bersamanya. Jika bukan karena aku sedang memerlukan bantuannya sekarang, tak akan aku mau berjalan bersamanya seperti ini. Manusia aneh.

Dengan kesal aku meraih botol minuman dari dalam tas, hampir meneguknya ketika dia tersenyum ke arahku.

"Duduk dulu kalo mau minum," katanya.

Aku tak memedulikan kata-katanya. Dengan tak acuh, aku mulai meneguk isi botol minumanku.

"Kamu nggak capek ya?" tanyaku begitu kembali memasukkan botol ke dalam tas.

"Capek kenapa?"

"Jadi kamu."

"He?"

"Iya. Jadi diri kamu, yang suka melakukan hal-hal nggak penting."

"Nggak penting gimana?"

"Ya nggak penting. Mungutin sampah, ngingetin orang buat duduk kalo minum, ngingetin orang biar nggak ngerokok, ngasih makan kucing liar... Hal-hal nggak penting. Pahalanya kecil. Jangan cuma ngelakuin hal-hal sepela kayak gitu. Lakukan dong yang besar, yang bisa ngasih kamu pahala besar."

Dia tersenyum. "Pengen. Iya, pelan-pelan. Mulai dari yang kecil dulu. Dari yang sepele dulu. Yang penting Allah tahu dan Allah udah janji. Kebaikan sekecil apa pun juga bakal diganjar pahala. Lumayan buat genepin timbangan. Sayang dilewatin."

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Hidup dari Jendela Bus

Bulan Separuh

The World is On Fire, Tentang Serial Daredevil