Teruntuk Para Isteri

http://asmfit2012.blogspot.com




Teruntuk para isteri,
kuberitahu padamu.

Entah ini sudah ke berapa kalinya aku mendengar seorang suami mengeluh padaku.
Katanya dia malu,
              isterinya membagikan tautan di sosial media
              lalu melekatkan namanya di sana.

"Tautan tentang pahala suami mengajak jalan-jalan isteri," katanya. "Seolah aku ini tak pernah mengajaknya jalan-jalan saja."

"Tautan tentang kata-kata yang membuat isteri bahagia," katanya. "Seolah hal seperti itu tak bisa dibicarakan secara pribadi saja."

"Tautan tentang menemani isteri berbelanja ternyata membuahkan pahala," katanya. "Masih pula ditambahkannya tulisan, 'ini loh, Pa. Nemenin isteri belanja itu ternyata bisa dapat pahala'. Bah, memangnya tak pernah begitu kutemani dia?" katanya.

"Kau sudah bilang padanya?" tanyaku.

"Tentu saja sudah kubilang. Tapi ya... begitulah."

Lalu ada lagi.

"Duh, dia mengaplot foto berdua kami di sosial media," katanya.

"Memangnya mengapa?" kutanya.

"Ya... itu kan pribadi kami. Ada bagian-bagian yang aku tak merasa orang lain perlu tahu. Masak foto sedang berciuman seperti itu dia ekspos seperti itu. Mau membuktikan apa memangnya? Tak bisakah itu cukup untuk kami berdua saja?"

"Beritahu baik-baik lah padanya," kataku.

"Kau pikir aku tak pernah memberitahunya?"

Aku mengangkat bahu, tak merasa perlu menjawab pertanyaan retoriknya itu.

Masih ada lagi. Suami yang lain lagi.

"Isteriku ini suka sekali selfie. Dia pasaaaang fotonya di mana-mana, di setiap sosial media yang dia punya," katanya.

"Ya kan itu hak dia. Kan foto dia," kataku.

"Ya aku tak rela. Suami mana coba yang rela kecantikan isterinya dibagikan pada dunia, pada ribuan pasang mata lelaki yang mungkin separuh lebih aku tak mengenalnya? Aku ini lelaki. Aku tahu apa yang ada di otak lelaki ketika melihat perempuan berpose seperti itu, memamerkan kecantikan mereka. Tapi sudah kuberitahu berulang kali, susahnyaaaaa.."

Aku tersenyum. Masih tak tahu harus berespon apa.

Jadi mungkin begini saja, kuberitahukan padamu, para isteri. Ini ceritaku dan beberapa orang laki-laki yang sudah kehabisan akal untuk memberitahumu sendiri. Kalian tahu kan, laki-laki tak begitu suka membicarakan hal yang pribadi? Dan jika mereka sudah mengatakan itu, bisa jadi, dia sudah tak kuat menahan semuanya sendiri lagi.

Dan hei, para suami.
Orang bilang, isterimu itu diciptakan dari tulang rusukmu.
Kalian tahu kan tulang rusuk itu seperti apa? Ya, dia membengkok, tak lurus.
Kalian tahu juga kan apa yang akan terjadi jika kalian luruskan dengan paksa? Ya, dia akan patah.
Jadi bersabarlah, berlemah lembutlah, luruskan dengan perlahan dan jangan menyerah.

Dan hei, Na.
Kau nantinya juga akan jadi isteri.
Ini juga pesan untuk dirimu sendiri.




Komentar

Postingan populer dari blog ini

Hidup dari Jendela Bus

Bulan Separuh

The World is On Fire, Tentang Serial Daredevil