Kaos Kaki

dakwatuna


Aku melirik ke pintu sewaktu bel yang dipasang di sana berbunyi. Pertanda ada pelanggan yang datang. Tiga orang perempuan.

"Ya ampuun.. Panasnya minta ampun," keluh salah satunya. Jilbab biru muda menutupi tubuhnya. "Punggung kakiku gosong ini sangking panasnya," keluhnya lagi.

Perempuan berjilbab hitam, salah satu dari mereka, hanya tersenyum menanggapi temannya.

"Kakimu sih enak.. Aman, nggak kebakar matahari. Pake kaos kaki sih," kata perempuan berjilbab biru muda, merespon senyuman temannya. "Kayaknya udah prepare banget ya? Tahu ya kamu kalo bakalan panas banget?"

"Nggak."

"Tapi kok..."

"Aurat itu, Mbak. Makanya.. Tutupin itu auratmu. Tuhanmu kan udah suruh, udah berusaha melindungi kamu. Kamunya malah ngeluh ribet." Perempuan berambut sebahu yang sedari tadi diam akhirnya bersuara.

Tepat sasaran. Bahkan padaku yang kemudian melirik punggung kakiku yang masih juga telanjang.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Hidup dari Jendela Bus

Bulan Separuh

The World is On Fire, Tentang Serial Daredevil