Tunjangan Kinerja Episode Dua

www.imgrum.net


"Kau sudah dengar kabar? Katanya tunjangan kinerja kita tahun ini sudah seratus persen, loh."

Laki-laki berkaca mata itu mengangguk. "Iya. Aku dengar."

"Kenapa wajahmu tak bahagia sekali?" tanya temannya yang malam ini melindungi tubuhnya dengan jaket kain berwarna krem.

Laki-laki berkacamata itu tersenyum.

"Cuman katanya mulai besok kita masuk enam hari kerja."

"Oh ya? Enak lah. Bisa pulang lebih cepet."

"Pulang cepet gimana? Kayak kerjaan dikit aja. Kerjaan itu banyak. Mana bisa nanti pulang tepat waktu. Pasti pulangnya tetep bakalan magrib-magrib terus. Apalagi kan jadwal kuliahnya mahasiswa sampai sore. Eh, tapi kalo kerjanya melebihi jam kan dapet lembur ya?" Senyuman muncul lagi di wajah laki-laki berjaket krem. Dia kemudian menyeruput kopi hitamnya.

"Kalo kamu ngajar masak mau minta uang lembur lagi?"

"Ya kan ngajarnya di luar jam kerja. Lagian kan sekarang udah nggak dapet honor ngajar lagi."

"Bukannya kamu dapet duit tunjangan kinerja?"

"Ya tapi kan kita kerja di luar jam kerja."

"Ooh.. gitu."

"Kamu ini kenapa sih? Dapet kabar bakalan dapet duit banyak kok malah susah gitu wajahmu?" Laki-laki berjaket krem itu tampak penasaran.

"Bingung..."

"Bingung kenapa?"

"Khawatir juga..."

"Khawatir kenapa?"

"Bisa nggak nanti aku bikin laporan pertanggung jawabannya sama yang di atas."

"Lah. Laporan pertanggung jawaban kan gampang. Kan cuman diminta hasil kinerja. Bisalaah dibikin. Dibikin-bikin juga bisa. Atasan kita kan cuman minta bukti berkas aja. Gampanglah itu."

"Bukan yang itu. Tapi yang di atas sana." Laki-laki berkacamata itu menunjuk ke atas, ke arah langit.





Komentar

Postingan populer dari blog ini

Hidup dari Jendela Bus

Bulan Separuh

The World is On Fire, Tentang Serial Daredevil