Salah Fokus



"Habis ini mau ke mana?"

"Mau ke rumah sakit deket situ. Suaminya temenku opname. Mau nengokin gitu."

"Ooh.."

"Bawain apa ya enaknya? Mau bawain buah, deket-deket sini kan nggak ada yang jualan buah. Masak mau nyari dulu?"

"Ada toko roti itu di dekat rumah sakit. Mampir sajalah beliin roti apa gitu yang pantes."

"Kalo nggak suka roti gimana dong. Sayang kalo nggak kemakan."

"Bunga? Ada juga di deket rumah sakit."

"Duh, masak bunga? Laki kok dikasih bunga. Laki orang lagi. Nanti malah dikira yang nggak-nggak gitu."

"Yaelah.. Lah terus mau dibawain apa?"

"Tau nih.. Masak nggak bawa apa-apa?"

"Bawain doa aja, Mbak," sahut seorang laki-laki yang duduk di meja sebelah mereka. Laki-laki yang sedari tadi seolah tak peduli tapi ternyata memasang telinganya. Dia melipat koran yang semenjak tadi dibacanya lalu menoleh kepada kedua wanita yang menatapnya dengan terbingung-bingung. "Jenguk orang sakit kan tujuannya biar bisa mendoakan kebaikan buat yang sakit, bukan cuman sekedar datang mengobrol ke sana kemari," lanjutnya. "Sayangnya sekarang ini banyak yang dateng yang diributin malah bawa apa. Kalo sudah bawain apa-apa udah tenang. Tapi malah lupa mendoakan ketika di sana."

Kedua wanita itu masih terbingung-bingung.

"Salah fokus itu namanya, Mbak," kata laki-laki itu lagi.

Kedua wanita saling melirik lalu berdiri dan bergegas meninggalkan kedai kopiku. Laki-laki yang masih di tempatnya itu menatapku lalu menaikkan kedua bahunya dan tersenyum.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Hidup dari Jendela Bus

Bulan Separuh

The World is On Fire, Tentang Serial Daredevil