Sebuah Foto Lama



"Bantulah saudaramu berhijrah." Dia tersenyum setelah mengucapkan tiga kata itu.

Aku menatapnya dengan bingung, tak paham dengan apa yang sedang dia berusaha sampaikan.

"Itu." Dia menunjuk ponsel yang kupegang.

Aku urung menekan tombol kirim pada laman facebook-ku, menunggunya menjelaskan.

"Saudaramu itu kan sudah berhijrah sekarang. Dia sedang dalam usahanya memperbaiki diri. Jadi ada baiknya tidak lagi kau bagikan foto lamanya. Waktu itu kan dia belum menutup auratnya. Sekarang kan sudah. Kasihan dia jika auratnya terumbar di sosial media. Kasihan dia jika banyak lelaki yang bukan mahram melihatnya."

Aku menarik napas panjang lalu melirik layar ponselku.

"Ayolah. Bantu saudaramu. Ya?"

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Hidup dari Jendela Bus

Bulan Separuh

The World is On Fire, Tentang Serial Daredevil