Empat Ribu Rupiah




"Apa?"

"Map hijau yang di atas meja hilang."

"Apa isinya?"

"Daftar hadir kita. Isinya aman. Hanya mapnya saja yang hilang."

"Sudah. Ikhlaskan saja. Hanya sebuah map, kan?"

"Iya. Hanya map. Cuma....."

"Kenapa? Memangnya berapa harganya?"

"Empat ribu rupiah."

"Yah, cukup mahal sih sebenarnya untuk harga sebuah map plastik. Tapi, sudahlah. Ikhlaskan saja. Hanya map ini. Mungkin, siapapun yang mengambilnya, sedang benar-benar membutuhkannya sekarang. Lebih membutuhkannya daripada kita."

"Tapi..."

"Apa lagi masalahnya? Kau keberatan kehilangan barang yang hanya berharga empat ribu rupiah itu? Cuma empat ribu rupiah. Uangmu kan banyak. Aku yakin tak apa kamu kehilangan itu. Ayolah. Ini kan hanya empat ribu rupiah. Kalau kau terus-menerus memusatkan pikiranmu pada sesuatu yang hilang, kamu akan sukar menyukuri apa yang sudah Alloh berikan padamu."

"Tapi.."

"Hei, stop. Itu hanya empat ribu rupiah."

"Itulah. Karena ini hanya empat ribu rupiah."

"Maksudmu?"

"Aku hanya kasihan saja pada siapa pun yang mengambil map itu tanpa izin. Map seharga empat ribu rupiah itu apa sepadan dengan dosa mencurinya? Mengambil milik orang lain tanpa meminta izin itu bukannya sama dengan mencuri. Bukannya itu dosa? Dosa besar?"

"Ya sudah. Makanya ikhlaskan saja. Terus doakan kebaikan untuknya. Semoga siapa pun yang mengambil map itu segera sadar."

"Ya, semoga."


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Hidup dari Jendela Bus

Bulan Separuh

The World is On Fire, Tentang Serial Daredevil