Kebanyakan Aturan

image source: Quotefancy


"Kantorku nih emang kebanyakan aturan!" keluhnya.

"Kebanyak aturan gimana emangnya?" tanyaku santai sambil melipat koran yang baru saja selesai kubaca.

"Sekarang ijin sakit aja susahnya minta ampun. Padahal kan dulu tinggal sms atasan aja udah cukup. Di aturan juga bisa kok minta ijin lisan maupun tulisan kalo cuman sehari. Sekarang nggak bisa. Sehari juga kudu nulis surat, kudu tanda tangan."

Aku manggut-manggut.

"Eh tadi tiba-tiba dibilang lagi kalo sekarang nggak boleh sakit di hari Senin sama hari Jumat. Lah emang sakit itu bisa gitu ditolak? Bisa gitu diminta jangan dateng di hari Senin atau hari Jumat?"

Aku tersenyum geli melihat ekspresi kesalnya.

"Kamu niih.. Temen lagi kesel malah senyum-senyum nggak jelas!"

"Ya habis lucu aja, sih."

"Kok lucu? Siapa yang lucu?"

"Ya kita-kita ini semua."

"Lucu gimana?"

"Kamu pernah denger nggak ungkapan latin 'semakin korup suatu republik, semakin banyak undang-undang'?"

"Hmmm.. Ya. Kenapa memangnya?"

"Ya kejadiannya mirip sih."

"Maksudmu, kantorku korup gitu?" Ada nada tak terima di suaranya.

"Hehe.." Aku tertawa garing. "Bukan kantormu."

"Jadi? Aku gitu? Korup gimana?"

"Inget nggak sih dulu kamu selalu dengan gampangnya kalo lagi males ngantor, kamu sms bosmu dan bilang sakit padahal nggak sakit? Atau sebegitu mudahnya kamu minta surat keterangan di dokter kenalanmu biar bisa nggak masuk kerja padahal kamu nggak sakit? Atau gimana gampangnya kamu kirim sms dan bilang ngurusin ini-itu di jam kerja?"

Dia memalingkan tatapan matanya dariku.

"Terus berapa kali aja coba kerjaanmu keteteran gegara kamu ngurusin ini itu yang nggak jelas di jam kerja?"

Ada kekesalan dalam hembusan napasnya.

"Ya kalo aku jadi atasan terus punya pegawe kayak kamu, aku bakalan bikin aturan macem-macem juga. Mungkin. Ya habis, pegawenya kayak kamu. Udah dikasih hati, masih aja minta jantung."

"Manusia ini. Ada temennya lagi kesel, bukannya dibikin seneng kek, malah tambah dibikin kesel."

"Nggak papa kamu kesel yang penting kamu tahu kalo kamu ikut andil bikin kantormu sekarang jadi kebanyakan aturan. Jadi kamu nggak cuman nyalahin orang lain terus. Nggak papa kamu kesel sekarang."

"Auk!" katanya sebelum kemudian menyeruput kopinya.




Komentar

Postingan populer dari blog ini

Hidup dari Jendela Bus

Bulan Separuh

The World is On Fire, Tentang Serial Daredevil