Mulut Masyarakat Kita

image source: http://www.istockphoto.com/photos/gossip


#1
SAKIT

"Kau sudah dengar belum? Si X masuk rumah sakit, loh."

"Oh ya? Sakit apa?"

"Hepatitis katanya."

"Dia sih rokoknya kenceng banget. Sering tuh aku lihat dia ngerokok. Kuat banget ngerokoknya."

"Iya. Dia juga suka minum itu tuh.. apa namanya? Yang minuman ringan tuh.."

"Iya. Nggak jaga pola makan sih. Makanya sakit gitu."


Mulut masyarakat kita. Padahal menasehati saja tak pernah dia. Tapi begitu menghakimi, begitu pandainya.

***

#2
LAJANG - MENIKAH

Sewaktu lajang

"Kapan sih dia itu mau nikah? Orang kok seneng amat melajang. Nanti keburu tua loh. Umurnya dia kan nggak akan berkurang, akan selalu bertambah."

"Iya loh. Padahal kurang apa lagi, coba? Udah mapan, punya kerjaan bagus. Mau nunggu apa lagi sih?"

"Pasti dia tuh suka pilih-pilih. Pasti udah punya daftar persyaratan calon suami, deh."


Setelah menikah

"Akhirnya nikah juga dia?"

"Iya. Eh tapi kamu lihat nggak suaminya? Jelek."

"Jelek gimana?"

"Ya jelek lah. Kayaknya nggak tahu cara nyari laki ganteng tuh anak."

"Orang kaya kalii."

"Bukan. Biasa aja. Bukan orang kaya. Makanya aku heran. Apa coba yang dia lihat dari laki-laki itu. Jangan-jangan asal nyomot laki-laki aja dia. Yang penting bisa nikah gitu."

"Hahahahaha..."


Mulut masyarakat kita... Selalu merasa berhak menghakimi tanpa pernah bertanya. Selalu merasa berhak mencampuri lalu di belakang keras suara tawanya.

***

#3
PNS

"Kita lagi ngadain bazar nih. Kamu beli, ya?"

"Maaf, Mbak. Aku lagi nggak bisa."

"Ayolah. Kamu ini masak nggak mau bantuin. Ini kegiatan buat kantor juga loh."

"Maaf, Mbak."

"Belilah.. Satu saja juga tak apa. Lihat, ini. Pilihan makanan yang kita jual ada banyak dan enak-enak. Murah kok. Cuma lima puluh ribuan."

"Aduh, Mbak. Maaf banget. Tapi saya lagi nggak ada uang."

"Ah, masak PNS kok nggak ada uang. PNS kan uangnya banyak. Bilang aja kamu tuh pelit. Emang nggak mau bantuin."


Mulut masyarakat kita... Tak pernah mau tahu masalah orang lain. Begitu mudah menghakimi. Lagi-lagi seperti ini.

***

#4
CANTIK

"Eh, coba lihat. Cantiknya ya dia."

"Jelas saja dia cantik. Kan suaminya pejabat. Uangnya banyak. Jadi bisalah dia bayar perawatan yang mahal-mahal itu."

"Ya iyalah dia bisa cantik, badannya bagus. Orang dia nggak pernah hamil sama ngelahirin anak."


Mulut masyarakat kita.. Hasadnya luar biasa.

***

#5
OBESITAS

"Kalau bapak itu belum termasuk obesitas. Tapi perlulah menjaga pola makan mengingat usia sekarang."

"Kalau si Itu?"

"Nah, kalo si Itu, dia obesitas itu. Bahaya itu."

"Iya. Dia itu udah obesitas loh. Tapi makannya nggak dijaga banget. Nggak diet gitu. Semuanyaa dimakan. Ya gorengan lah, ya cokelat lah.. Macam-macam. Padahal harusnya dia itu mengatur pola makan, kan?"

"Iya. Seharusnya mengatur pola makan. Cobalah dinasihati."

"Ya masak kita mau ngomong suruh diet. Kan nggak enak laah. Nggak sopan."

"Sttt.. Diam.. diam.. orangnya datang."


Mulut masyarakat kita... Menasihati dikatakan tak sopan dan bertata krama, tetapi membicarakan di belakang tak apa-apa.

Ah.. Mulut masyarakat kita.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Hidup dari Jendela Bus

Bulan Separuh

The World is On Fire, Tentang Serial Daredevil