Cantik

Pantai Buyutan, Pacitan, Jawa Timur


"Cantiiiik..."

Dia tak menyahut, hanya diam memandangi langit dan lautan yang saling berpegangan di hadapan mereka.

"Kata mereka aku tak cantik."

Lima kata itu tiba-tiba terucap dari mulutnya setelah hening yang begitu lama.

"Mereka siapa?"

"Orang-orang."

"Kenapa?"

"Karena kulitku tak kuning langsat, tak juga putih cerah merona."

Kedua tangannya berpegangan pada pagar bambu di hadapan mereka.

"Karena tubuhku tak langsing, pun semampai seperti artis-artis di televisi," katanya lagi.

"Kamu cantik," balas temannya.

"Kamu hanya bilang seperti itu karena kamu temanku."

"Ya karena aku temanmu makannya kubilang padamu. Seorang teman tak berdusta pada temannya. Tak boleh."

"Hanya kamu yang bilang begitu."

"Memangnya sepenting itu apa kata orang?"

Dia tak menyahut dengan kata, hanya mengangkat kedua bahunya.

"Sudahlah. Tak perlu sibuk mempercantik diri untuk manusia. Tak akan ada habisnya. Manusia tak akan ada puasnya."

"Ya.. hanya saja... Memangnya tak menyakiti hatimu setiap kali ada orang yang meremehkanmu hanya karena penampilan?"

"Sakit hati itu pilihan. Aku memilih untuk tak sakit hati karena itu. Bagiku, yang penting aku terlihat cantik untuk Dia yang di atas sana."

Dia tak menyahut lagi.

"Sudah, tenang saja. Jangan pikirkan apa kata orang. Tak akan merugikanmu. Resah itu seharusnya ketika Dia tak lagi menganggap kita cantik," kata temannya sambil menunjuk ke arah langit di atasnya dengan senyuman tersungging di wajah.

photo credit: Made Rina

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Hidup dari Jendela Bus

Bulan Separuh

The World is On Fire, Tentang Serial Daredevil