Teman Apa



"Teman," cibirku. "Bukan temanku lagi dia sekarang."

"Kenapa?" tanyamu.

"Berubah dia sekarang. Kuundang ke pesta ulang tahunku, tak mau dia datang."

"Dia bilang kenapa?"

"Katanya perayaan ulang tahun itu tak ada di ajaran agama. Padahal tahun lalu dia bikin pesta ulang tahun."

Kamu mengangguk-anggukkan kepala.

"Makin panjang kerudungnya, makin menyebalkan dia. Makin nggak asik. Diajak karaokean, dia bilang musik itu haram. Diajak nongkrong, dia bilang sayang waktu dibuang-buang. Kuajak ngerayain tahun baruan, dia bilang itu bukan perayaan agama kita. Cih, sok dekat dengan Tuhan sekali dia ini."

"Stop. Aku nggak mau denger lagi kamu jelekin dia," katamu.

Aku menegakkan kepala, menatapmu.

"Sekarang malah aku yang perlu nanya. Kamu itu sebenernya teman macam apa?"

"Maksudmu?"

"Jika benar kamu menganggap dirimu teman, bukankah seharusnya kamu dukung dia berhijrah. Dia berhijrah, Na. Dia sedang memperbaiki dirinya. Jika benar kamu temannya, bukahkah seharusnya kamu mendukung dia?"

Aku membuang muka. Mulai juga bertanya, aku ini teman macam apa.


photo credit IG: @uphyshany

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Hidup dari Jendela Bus

Bulan Separuh

The World is On Fire, Tentang Serial Daredevil