Ah, Manusia!

Taman Nukila, Ternate, Maluku Utara (dokumen pribadi)


"Udah disediain tempat sampah kok ya tetep aja buang sampah sembarangan!"

Kita menoleh ke arah yang sama, pada seorang laki-laki yang duduk di kursi taman sebelah kita. Kedua matanya memandang tajam pada segerombolan anak muda yang baru saja melepaskan gelas plastik bekas tempat minum mereka dengan bebas ke tanah.

"Ah, manusia. Bisanya cuman komen," kataku.

"Siapa?" tanyamu pelan.

"Hmm," jawabku seraya menunjuk laki-laki di sebelah kita dengan daguku, tak ingin terlalu kentara.

Kamu tersenyum geli. "Ya udahlah, angkat aja sampahnya terus masukin ke tempat sampah. Selesai."

"Idih. Males. Emang sampahnya siapa? Kenapa juga harus aku yang buangin ke tempat sampah?" elakku.

Kamu menatapku dengan kedua alis yang terangkat, lalu tertawa kecil sebelum akhirnya berdiri, mengambil sampah-sampah bekas minuman itu, memasukkannya ke tempat sampah. Dasar kurang kerjaan.

"Mau-maunyaaa," komentarku begitu kamu kembali duduk di sisiku.

"Harus mau lah. Ini kan bumiku juga. Lagian, aku nggak mau jadi manusia yang nanti dibilang 'ah, manusia', yang cuman bisa ngomong, komen, tapi nggak mau bertindak, nggak berusaha bikin perubahan. Nggak akan bisa bikin perubahan," katamu.

Ah, sial. Kenapa lagi-lagi jadi aku yang kena?!

Ternate, 31 Januari 2018

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Hidup dari Jendela Bus

Bulan Separuh

The World is On Fire, Tentang Serial Daredevil