Enak

Pantai Dufa Dufa, Ternate, Maluku Utara


"Enak ya jadi anak-anak," serumu begitu kalian sampai di pantai Dufa Dufa dan menemukan anak-anak sedang asyik bermain di dermaga kecil sore ini.

"Enak karena beban hidupnya nggak banyak?" Dia ikut melihat ke arah dermaga.

"Itu juga," katamu. "Di samping mereka punya Kebebasan. Mereka bisa bertingkah sesuka hati dan mendapatkan pemakluman."

Dia menggangguk-anggukkan kepala sambil melangkah menuju kursi yang sengaja disediakan di sepanjang pantai itu, lalu duduk di sana.

"Menarik," katanya.

"Apa yang menarik?" Kamu berbalik, lalu ikut duduk di sisinya.

"Kita," jawabnya. "Manusia." Dia melirik padamu sebelum akhirnya memiringkan tubuh, menghadapmu. "Kita ini memang susah sekali menyukuri apa yang kita punya, lebih suka menganggap bahwa apa yang tidak kita miliki itu selalu lebih baik."

"Bahas apa, sih. Mulai ke mana-mana, deh."

Dia menaikkan alis. "Coba ingat lagi. Waktu TK dulu, kita ingin segera SD karena menganggap di SD itu lebih seru. Lalu sewaktu sudah SD, kita ingin cepat SMP. Waktu di SMP, ingin cepat SMA. Lalu sewaktu sudah SMA, ingin cepat kuliah. Begitu kuliah ingin cepat bekerja. Bosen belajar terus." Dia berhenti sejenak. "Tapi sewaktu sudah bekerja, sudah harus menanggung hidup sendiri, kita ingin kembali menjadi anak-anak yang bebas bermain, yang nggak ada beban."

"Iya juga," katamu.

"Ya memang begitu. Manusia dan sifat dasarnya. Sebelum menikah ingin sekali menikah karena berfikir pasti enak ada pasangan yang bisa dijadikan teman dan diandalkan. Begitu menikah, melihat temannya yang masih single, eh iri juga. Ingin juga menjadi bujang lagi, lebih bebas."

"Oooh.. jadi kamu mau jadi bujang lagi?  Begitu maksudmu?" Kedua tanganmu mulai terlipat di dada.

Dia tergelak lalu dengan cepat menarikmu ke dalam pelukannya dan mengecup keningmu.

"Bukan aku. Mana mungkin aku ingin membujang lagi jika istriku saja sesempurna ini," bisiknya kemudian sambil mempererat pelukan.

Aku mengulum senyuman melihat kalian. Enaknya jadi manusia.

#20180203

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Hidup dari Jendela Bus

Bulan Separuh

The World is On Fire, Tentang Serial Daredevil