Adzan

Pantai Jikomalamo, Ternate, Maluku Utara (Dokumen Pribadi)



"Kenapa subuh tadi lama sekali?" tanyaku.

"Imamnya nunggu sesuatu."

"Apa?"

"Makmum."

"Memangnya tak ada yang datang."

"Ya ada. Aku, Pak Rahmat sebelah rumah, Pak Tejo, Pak Sukri yang rumahnya di ujung gang, sama Pak Sobari yang di dekat masjid."

"Bukannya biasanya juga cuma itu yang datang?"

"Iya."

"Lalu siapa lagi yang ditunggu?"

"Kata Pak Imam sih beliau sebenarnya berharap orang-orang yang ramai mengomentari puisi soal adzan di media sosial itu, yang membela mati-matian dan menyudutkan si pembaca puisi itu. Atau mereka yang ikut membuat puisi tandingan, jawaban, yang membela adzan itu. Tapi yah ternyata tak datang juga waktu adzan berkumandang. Jadi ya akhirnya seadanya saja."

Aku hanya mengangguk-anggukkan kepala.

#adzan

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Hidup dari Jendela Bus

Bulan Separuh

The World is On Fire, Tentang Serial Daredevil