Data

Agrowisata Amanah - Karangpandan, Karanganyar (Dokumen Pribadi)


"Katanya mau tadabur alam?"

"Hmm?" tanyaku sambil menoleh padamu.

"Kamu itu. Katanya pengen tadabur alam. Kok dari tadi malah mantengin hape terus?"

"Ini loh, Mas. Lagi seru. Debat calon gubernur tuh. Kan aku kemaren ga sempet nonton." Aku kembali melihat layar ponselku. "Calon yang baru aneh deh, Mas. Masak semua pertanyaan yang seharusnya dia jawab dengan data, dia cuman jawab dengan banyak, ada, dan katanya."

Aku mendongak. Kamu sedang menatapku.

"Harusnya kan ga boleh gitu ya, Mas. Masak orang cerdas kok percaya katanya. Harusnya kan dia belajar kasusnya, cari datanya yang akurat. Ga cuma katanya. Iya, kan?"

"Iya," katamu. "Tapi ga usah jauh-jauhlah bahas mereka. Bahas kita aja. Ga beda kok sama mereka."

"Enak aja! Mas aja kali. Aku ga."

"Yakin?"

"Iyalah. Ngomong itu kan ga boleh sembarangan. Harus ada datanya. Harus ada dasar yang jelas!"

"Lah tapi kok kamu kalo kunasihati tentang agama, kamu suka ngeyel dengan dasar kata guru agama dulu? Bukannya harusnya kita ngomong berdasarkan data dan dasar yang jelas, ga cuma sekedar katanya?"

Aku diam. Kamu ini.. memang... Kesal aku setiap kali kamu seperti ini. Tapi, ah...

"Sunsetnya bagus loh," katamu kemudian sambil tersenyum.

Aku paham. Jadi dengan segera aku mematikan ponsel, lalu memasukkannya ke saku.



Solo, 8 Mei 2018

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Hidup dari Jendela Bus

Bulan Separuh

The World is On Fire, Tentang Serial Daredevil