Ga Toleran

Mojosongo, Jebres, Surakarta (Dokumen Pribadi)

"Dasar si Anu ini.. ga toleran. Udah tahu lagi bulan puasa kok seenaknya aja makan minum di tempat umum!" keluhmu.

Dia yang berjalan di sisimu tak menanggapi.

"Punya rasa dikit kek. Orang kok ga ada sopan santun, ga punya perasaan. Temennya lagi pada puasa juga..," lanjutmu.

"Yaudah, ikut makan aja," katanya kemudian dengan tenang.

"Siapa?" tanyamu bingung.

"Kamu."

"Aku puasa, tauk!"

Dia tersenyum geli. "Puasa kok ngomel-ngomel terus? Ngomongin orang terus dari tadi?"

"Ya habis.. Kebangetan sih dia itu. Nggak toleran!"

"Puasa itu artinya menahan diri. Kalo kamu ngomel-ngomel ga jelas gitu.. Terus ngomongin orang gitu.. Terus nge-judge orang kayak gitu.. Menurutmu sudah berhasil kamu menjalani puasa? Berhasil menahan diri?"

"Mulai deh resehnya..."

"Lah, malah dibilang reseh." Dia kembali menahan tawa. "Hati-hati.. Jangan sampai kita nggak makan minum seharian terus akhirnya dapetnya cuman laper sama haus," katanya lagi.

Kamu meliriknya lalu mendengus kesal.

"Udah.. Puasa nggak boleh manja. Intinya adalah menahan diri. Oke?"

"Auk!" katamu seraya mendorong pintu menuju ruang kerjamu.


Surakarta, 21 Mei 2018

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Hidup dari Jendela Bus

Bulan Separuh

The World is On Fire, Tentang Serial Daredevil