Mungkin Ada Baiknya



Daripada bilang, "Masa gitu aja nyerah?" dengan nada meremehkan, 
mungkin ada baiknya bilang, "Kamu hebat ya, sudah berusaha. Besok dicoba lagi, ya?"

Daripada bilang, "Ih, kamu kurus banget sih sekarang. Keliatan tua, tau! Nggak usah deh diit-diit gitu. Beneran keliatan tua. Jadi jelek sekarang!",
mungkin ada baiknya bilang, "Wah, kamu sukses ya diitnya. Bagi tips dong."

Daripada bilang, "Ayu yang mana? Yang jelek apa yang cantik?",
mungkin ada baiknya bilang, "Ayu yang mana? Yang rambutnya sebahu, atau yang panjang?" atau karakteristik lain yang bisa dipakai yang tidak menyakitkan hati jika mereka mendengarnya.

Daripada bilang, "Halah, diit apa? Paling baru dua hari juga udah nyerah! Emangnya bisa kamu?",
mungkin ada baiknya bilang, "Sukses, ya! Kamu harus semangat pokoknya biar berhasil!"

Daripada bilang, "Ih, kamu baperan deh. Gitu aja kok dimasukin ati. Kan cuman becanda.",
mungkin ada baiknya bilang, "Maaf ya kalo aku udah nyakitin perasaan kamu."

Daripada berbicara yang menjatuhkan mental,
jika tak bisa memilih kata yang tak menyakitkan,
mungkin ada baiknya kita ini diam saja, tak usah berkomentar.

“Barang siapa yang beriman kepada Allah dan Hari Akhir maka hendaklah ia berkata baik atau hendaklah ia diam.” (Muttafaq ‘alaih: Al-Bukhari, no. 6018; Muslim, no.47)

--------------

Terinspirasi dari obrolan ringan dengan Vinami Yulian

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Hidup dari Jendela Bus

Bulan Separuh

The World is On Fire, Tentang Serial Daredevil