Status

Wonodoyo, Cepogo, Boyolali, Jawa Tengah (Dokumen Pribadi)



"Ga dapet pahala puasa ni orang. Masak kemaren pas buka puasa statusnya 'alhamdulillah puasa pertama lancar..."

Dia tak menanggapi.

"Ini lagi. Puasa baru dua hari aja keluhannya banyak bener. Dari tadi statusnya cuman 'laper.. lemes.. adzan magrib kapan sih?'"

Dia masih tetap sibuk dengan buku yang dibacanya

"Yang ini jam puasa gini kok malah mengunggah video-video makanan. Dasar nggak menghormati orang yang lagi puasa."

Masih tak ada komentar darinya.

"Meh. Orang ini, kayak aku ga tau aja gimana kelakuan dia sehari-hari? Statusnya sok agamis gini. Sok menasihati soal agama."

Dia tetap saja tak menanggapi.

"Orang berjilbab kok bajunya ketat gini. Pakai pamer foto di sosmed lagi. Ngumbar aurat ini mah namanya. Malu-maluin agama saja."

Kali ini dia menoleh padamu. "Sudah selesai?" tanyanya.

"Siapa?"

"Kamu."

"Selesai apa?"

"Bermain-main dengan syetan."

"Jaga mulutmu!"

Dia tertawa. "Jadi kamu tak sadar sedari tadi kamu sudah bermain-main dengannya? Menilai si ini dan si itu dari status-status mereka? Kamu tak sadar dengan kesombongan yang dia selipkan ke dalam hatimu? Yang dia tiupkan dalam napasmu? Yang dia bisikkan lewat kata-katamu tadi?"

Kamu mengerutkan dahi, tak terima dengan kata-kata sahabatmu itu.

"Lihat. Dia bahkan telah berhasil membakar kesombonganmu menjadi amarah," katanya. "Istighfar. Belum terlambat sekarang."

Dia lantas menutup bukunya, memasukkan ke dalam tas, lalu bergegas pergi meninggalkan pematang tempat kalian menikmati pagi tadi. Tak ingin dia melihat sosok yang tertawa gembira di belakangmu itu lagi..


Sukoharjo, 23 Mei 2018

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Hidup dari Jendela Bus

Bulan Separuh

The World is On Fire, Tentang Serial Daredevil