Infaq

Tapak, Ternate, Maluku Utara (dokumen pribadi)


"Aku nggak mau sholat di masjid yang tadi lagi," katanya.

"Kenapa emangnya?"

"Mukenanya kotor dan bau. Terus karpetnya juga berdebu gitu. Tadi pas sujud kehirup gitu debunya. Ga pernah dibersihin deh kayaknya."

Kamu mengangguk-anggukkan kepala.

"Yaudah. Ayo kapan kita bersihin tuh masjid?" tanyamu.

"Kita? Lah emang kita marbot?"

Kamu tiba-tiba menghentikan langkah. "Yaudah. Kamu bawa duit berapa?" tanyamu lagi.

"Ada tujuh puluh ribu, nih."

"Siniin lima puluh ribu!"

"Buat apaan?"

"Ngisiin kotak infaq di masjid tadi."

"Mau balik ke sana lagi?" tanyanya.

"Iya. Siniin duitmu!"

"Nggak ah. Banyak bener. Ini aja." Dia mengulurkan uang lima ribuan padamu.

Kamu menghela napas, menatap sahabatmu itu dan tersenyum pahit.


Sukoharjo, 26 Mei 2018

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Hidup dari Jendela Bus

Bulan Separuh

The World is On Fire, Tentang Serial Daredevil